Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 08:51 WIB | Rabu, 18 Januari 2017

Dalam Semangat Natal, Parpol Harus Tebarkan Persatuan

Barisan depan: Pdt. Jacob Nahuway, Ketua Dewan Pembina Kristen Indonesia Raya, Hashim Djojohadikusumo (ketiga dari kiri) dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Sandiaga Salahuddin Uno (kemeja putih, tengah) pada Ibadah dan Perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, Partai Gerindra, di Hotel Grand Sahid, Jakarta, hari Selasa (17/1). (Foto: Prasasta Widiadi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Pdt. Jacob Nahuway mengatakan dalam semangat Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, partai politik (parpol) di Indonesia harus tetap menekankan persatuan dan kesatuan kepada masyarakat Indonesia.

“Sesungguhnya kesatuan adalah modal dasar kehidupan di indonesia, kesatuan adalah modal untuk hidup berdampingan, yang mana di Indonesia hal tersebut satu dengan yang lain yang dibedakan atau terpisah oleh warna kulit,” kata  Pdt. Jacob Nahuway saat berkhotbah pada Ibadah dan Perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, Partai Gerindra, di Hotel Grand Sahid, Jakarta, hari Selasa (17/1).

Dia melandasi khotbahnya dari perikop Matius 2: 1-12 yang berjudul “Orang-orang Majus dari Timur”. Dalam kaitannya dengan Natal yakni kedatangan Yesus Kristus, dia mengatakan, orang-orang Majus yang terbiasa memiliki pandangan berbeda tentang ilmu pengetahuan, mendadak bersatu karena ingin melihat kelahiran Yesus Kristus, yakni dengan mengikuti arah bintang.

Dia menyamakan antara bersatunya orang Majus dengan politik di Indonesia, yang di dalamnya Partai Gerindra mengambil peran untuk menjaga persatuan di Indonesia.

Jacob Nahuway mengatakan Natal ini mengajak semua orang datang untuk memanjatkan doa agar Tuhan memberikan kesatuan sebagai landasan dari berkat itu.

“Tidak sulit bagi Tuhan untuk mencurahkan berkat bagi kita, tidak sulit bagi Allah untuk memberikan berkat bagi semua orang, karena bagi Dia (Tuhan) tidak ada perkara yang mustahil,” kata Jacob Nahuway.

Natal: Pemahaman Karya Kristus

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pembinaan Masyarakat Katolik Kementrian Agama (Dirjen Bimas Katolik Kemenag), Eusabius Binsasi menyampaikan definisi Hari Natal. 

“Merayakan Natal sebenarnya lebih dari sekadar merayakan kelahiran Yesus Kristus, karena Natal adalah perayaan kehidupan, dan peristiwa Natal yang setiap tahun kita rayakan pada 25 Desember itu tidak berarti peristiwa tersebut berakhir,” kata Eusabius.

Eusabius Binsasi menambahkan peristiwa kelahiran Yesus tidak berakhir, karena  peristiwa tersebut merupakan peristiwa kehidupan yang akan terus hidup dalam batin setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus.

Eusabius Binsasi berharap Partai Gerindra turut mengambil bagian dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara. “Terutama menata bangsa ini agar bangsa ini dapat menjadi lebih baik dan  sejahtera,” kata dia.

Eusabius mengatakan sebagai organisasi yang cukup berpengaruh di Indonesia di bidang politik, Partai Gerindra diharapkan  belajar dari spiritualitas Yesus Kristus yang  datang dari tempat yang sempit.

“Yesus Kristus yang merendahkan dirinya menjadi sama senasib dengan manusia, oleh karena itu dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara mari kita belajar dari Yesus Kristus untuk tunduk dan memberikan seluruh kehidupan kita kepada yang ada di sekitar kita, baik itu sesama kita, maupun mahkluk hidup lainnya, agar kita bisa hidup lebih sejahtera,” kata dia.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home