Loading...
HAM
Penulis: Kris Hidayat 11:42 WIB | Senin, 21 April 2014

Daniel Iswanto: Sejarah Baru Jika SBY Buka GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia

Daniel Iswanto: Sejarah Baru Jika SBY Buka GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia
Pendeta Daniel Iswanto tengah menyampaikan pesan Paskah dihadapan ratusan jemaat yang hadir dalam ibadah Paskah Bersama di seberang Istana Merdeka, Minggu (20/4). (Foto: Kris Hidayat)
Daniel Iswanto: Sejarah Baru Jika SBY Buka GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia
Para jemaat dari GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi, yang terdiri dari berbagai usia dalam kemeriahan Ibadah Paskah.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pendeta Daniel Iswanto berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dapat membuat sejarah baru dengan mentaati keputusan Mahkamah Agung perihal izin pendirian gedung gereja GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi yang sudah lebih dari dua tahun dipermasalahkan.

"Momentum yang sangat baik kalau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mampu mendorong bawahannya untuk menaati keputusan MA, dengan membuka kembali GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia untuk meneruskan bangunan sesuai IMB dan jemaat dapat beribadah kembali, ini akan menorehkan sejarah baru," kata Pendeta Daniel Iswanto dalam Pesan Paskah di ibadah Paskah bersama GKI Yasmin-HKBP Filadelfia di seberang Istana Merdeka Jakarta, Minggu (20/4).

"Kalau tidak, yang dikenang oleh umat dan dunia adalah sejarah kelam Presiden SBY yang tidak mampu melindungi kebebasan beragama dan HAM," kata Pendeta Daniel Iswanto.

Pendeta Daniel Herry Iswanto, MMin.MTh. yang pernah menjabat Ketua I Sinode Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) dan kini adalah ketua Umum Badan Kerjasama Gereja-gereja Salatiga (BKGS), secara khusus datang dari Salatiga, untuk memimpin Ibadah Paskah di seberang Istana.

"Sore hari ini, saya meminta ijin tidak menghadiri Paskah di warga Kristen Salatiga, tetapi sebagai bentuk solidaritas saya datang ke Jakarta. Mereka sore ini juga mendoakan perjuangan bapak-ibu sekalian," kata Daniel Iswanto menyampaikan dukungan dari jemaat di kota Salatiga, dan dari berbagai tempat yang telah mendengar perjuangan yang dilakukan GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia.

Daniel Iswanto juga memberikan apresisasi dan dukungan kepada jemaat yang hadir. Dia merasa bersyukur karena secara langsung dapat berjumpa dengan jemaat, tidak hanya orang dewasa, tetapi juga ada anak-anak dan kaum lansia.

"Peristiwa yang bapak ibu alami, adalah sangat memprihatinkan, namun di sisi lain, anda memiliki kesempatan untuk dipakai Tuhan dalam penderitaan. Pergumulan yang kita hadapi mewakili kondisi kita semua, tidak hanya umat Kristen, tetapi umat agama-agama yang merasakan ketidakadilan. Iman Ibu bapak menjadi sejarah dan teladan yang amat penting, tidak hanya di Indonesia, tetapi telah bergaung ke seluruh dunia," kata Daniel Iswanto.

Tidak lupa Pendeta Daniel Iswanto juga menyampaikan terima kasih kepada segenap penggiat dan pencinta kebersamaan antar umat beragama. 

"Mereka terus menerus bersatu, berjuang melawan penindasan yang adalah perlakuan ketidakadilan yang dirasakan oleh semua warga Negara Republik ini. Yang melakukan diskriminasi, hanyalah sekelompok kecil orang yang intoleran, tetapi saya melihat bangsa ini multikultur, tidak hanya toleran tetapi aktif memperjuangkan kebenaran dan keadilan," kata dia.

Daniel Iswanto mengingatkan, "Ada berbagai kasus kekerasan yang berlatarbelakang dan berdimensi agama, benar-benar mencoreng rasa kebhinnekaan tunggal ika dan kebersamaan kita. Kekerasan sosial itu juga mencoreng wajah dan posisi Presiden SBY yang pada bulan Mei 2013 yang lalu menerima penghargaan ACF yang kontroversial, karena dianggap berhasil melindungi kebebasan beragama dan HAM, padahal di dalamnya compang camping."

Pesan secara khusus Daniel Iswanto kepada Presiden SBY, mengingatkan akan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu terciptanya masyarakat adil dan makmur, sejahtera-merata, masyarakat yang menghargai demokrasi, hukum, keadilan, dan konstitusi, tanpa diskriminatif. "Sebab di hadapan Tuhan, di hadapan kedaulatan rakyat, dan di depan hukum dan konstitusi, semua sama, egaliter".

"Ini adalah kesempatan akhir, apabila persoalan ini tidak selesai, akan menorehkan sejarah hitam dalam seluruh hidup, bukan hanya pak Presiden SBY, tetapi juga seluruh bangsa Republik Indonesia.  Masih ada kesempatan, untuk menegakkan konstitusi. Saya yakin ini akan menjadi hadiah yang sangat penting, tidak saja atas penghargaan dari luar negeri, tetapi juga komunitas agama-agama di Indonesia merindukan yang harmonis dan toleran ditengah tengah bangsa yang beragam ini," kata Daniel Iswanto yang juga anggota FKUB dan Majelis Puasa di Salatiga Jawa Tengah.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home