Loading...
BUDAYA
Penulis: Reporter Satuharapan 08:19 WIB | Kamis, 22 September 2016

Daniel Radcliffe Ungkap Rasisme Hollywood

Daniel Radcliffe. (Foto: popcrush.com)

SATUHARAPAN.COM - Daniel Radcliffe, aktor bintang utama film Harry Potter, mengatakan Hollywood tidak seperti yang terlihat. Dunia film memang terlihat progresif, namun menurut Radcliffe rasisme Hollywood mengalahkan industri lainnya.

“Hal ini tidak dapat disangkal,” ujar Radcliffe ketika diwawancarai Victoria Derbyshire dari BBC. “Kita suka sekali berpikir kita ada dalam industri yang progresif, namun kita sudah jauh tertinggal dalam banyak area,” lanjut Radcliffe.

Hollywood sudah banyak mendapatkan kritik dan boikot mengenai keaneragaman. Dengan tidak adanya etnis minoritas dalam nomine untuk ajang Oscar tahun ini, sutradara Spike Lee dan aktor Dustin Hoffman melakukan boikot padaupacara penerimaan Penghargaan Oscar, penghargaan tertinggi bagi produk dan pelaku indistri perfilman Amerika Serikat. Namun, anugrah pertelevisian Emmy mendapat apresiasi yang luar biasa karena banyak aktor-aktris minoritas yang menjadi pemenang.

Rami Malek, pemenang aktor terbaik versi Emmy, melalui perannya dalam Mr Robot, berpendapat kenyataan itu adalah sebuah perkembangan.

“Bagi saya, berdiri di sini adalah hasil perjuangan dari orang tua saya, orang Mesir-Amerika, dan saya rasa hal ini tidak hanya terjadi pada dunia hiburan, namun juga merambah kepada area lainnya, sosial dan politik, “ujar Malek. Malek adalah satu dari empat orang aktor dari kaum minoritas yang memenangkan penghargaan.

Radcliffe mulai merefleksikan isu rasial setelah ia memerankan seorang agen FBI yang menyamar untuk masuk ke kelompok kulit putih dalam film Imperium.  

Kritikan terhadap kurang beragamnya etnis di Hollywood meningkat pada tahun-tahun terakhir ini. Hal itu tampak dalam produksi film-filmnya. Pada 2015, menurut laporan Molly Driscol dari CS Monitor, semua aktor pemenang Oscar adalah kulit putih, dan tidak ada sutradara perempuan keluar sebagai pemenang.

Cheryl Boone Isaac, pembicara kulit hitam untuk Oscar, mengatakan kepada media, pada 2015 Akademi telah meninggalkan keanekaragaman suara dan pendapat.

“Penting bagi kita untuk memperhatikan, sekali lagi, keanekaragaman suara, pendapat, dan pengalaman. Biarlah hal ini bergulir untuk masa depan. Apa yang terjadi pada 2015 ini biarlah menjadi awal perubahan untuk masa datang,” ujar Cheryl.

Industri televisi, sebaliknya, sudah mengakomodir perbedaan sejak aktris Viola Davis menjadi aktris kulit hitam pertama yang memenangkan Penghargaan Emmy tahun 2015.

Ada penjelasan praktis mengenai perbedaan antara televisi dan film.

“Serial televisi memungkinkan adanya waktu untuk membangun cerita, tentunya itu mengakibatkan usaha tersendiri dalam produksinya. Televisi juga lebih cepat bereaksi terhadap perubahan budaya,” ujar Steve Johnson melalui The Chicago Tribune. (csmonitor.com/spw)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home