Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 05:20 WIB | Sabtu, 21 Desember 2019

Demonstran Tolak Presiden Aljazair Yang Baru Dilantik

Ujuk rasa digelar sejak Februari 2019 di Aljazair, menuntur perubahan dalam pemerintahan. Bahkan mereka menolah pemilihan presiden terbaru, dan presiden terpilih, Abdulmadjid Tebboune. (Foto: dok. Ist)

ALJIR, SATUHARAPAN.COM-Puluhan ribu warga Aljazair menggelar protes pada hari Jumat (20/12), menolak Presiden terpilih, Abdelmadjid Tebboune, yang baru dilantik ketika gerakan massa memperdebatkan tanggapan atas tawaran pembicaraannya.

Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera nasional dan meneriakkan "Tebboune bukan presiden kami" dan "kami akan melanjutkan protes kami" di distrik pusat ibu kota Aljazair yang dijaga ketat.

Reuters juga melaporkan bahwa beberapa demonstran meneriakkan: "Polisi adalah pengkhianat."  Yang lain menyerukan agar orang-orang di kota Oran, di mana ada laporan penangkapan terhadap demonstran, untuk terus bergerak.

Para pengunjuk rasa menggelar aksi protes setiap hari Jumat sejak bulan Februari. Mereka menuntut agar seluruh elite yang berkuasa mundur dari kekuasaan, mengakhiri korupsi, dan tentara menarik diri dari politik.

Pada bulan April, kerusuhan memaksa presiden Abdelaziz Bouteflika untuk mundur, ketika militer dan sekutunya membersihkan kroni-kroninya dalam upaya anti-korupsi sambil mendorong pemilihan baru.

Para pengunjuk rasa menolak setiap pemilihan yang tidak sah selama elite penguasa lama, termasuk militer, memegang kekuasaan. Tebboune terpilih dengan 58% suara pekan lalu, tetapi dengan angka resmi menunjukkan kurang dari 40% pemilih yang menggunakan hak pemilih mereka.

Dia dan empat kandidat lainnya, semuanya mantan pejabat senior dan dekat dengan Bouteflika. Para kandidat itu memuji para pengunjuk rasa yang berusaha mencari pembaruan patriotik bagi politik Aljazair, tetapi tanpa menyetujui tuntutan mereka untuk pembersihan hierarki yang lebih menyeluruh.

Pada pelantikannya pada hari Kamis (19/12), Tebboune menawarkan dialog dengan para pengunjuk rasa dan berjanji untuk segera bekerja dengan konstitusi baru yang akan membatasi presiden untuk dua masa jabatan.

Namun dia juga mempersembahkan medali untuk kepala militer, Letjen Ahmed Gaed Salah, yang dituntut oleh para pemrotes agar mengundurkan diri sejak beberapa bulan lalu.

Gerakan protes massa tidak memiliki organisasi atau kepemimpinan formal, tetapi beberapa pendukung terkemuka mendesak dialog dengan Tebboune. Demonstran pada hari Jumat (20/12) menolak pembicaraan dengan seorang pria yang mereka anggap sebagai boneka elite penguasa lama.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home