Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:36 WIB | Jumat, 30 September 2016

Demosite Ekohidrologi di Waduk Saguling Solusi Krisis Air

Ilustrasi: Waduk Saguling di Kabupaten Bandung Barat. (Foto: jabarprov.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Lembaga Asia Pacific Center for Ecohydrology (APCE), yang bernaung di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), bekerja sama dengan Indonesia Power Saguling membangun demosite ekohidrologi di Waduk Saguling, Jawa Barat, dengan memberikan solusi bagi lingkungan air yang secara global yang telah memburuk.

Direktur Eksekutif APCE yang juga peneliti senior Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Ignasius Dwi Atmana Sutapa, di Jakarta, Kamis (29/9), mengatakan demosite dibangun di waduk yang terletak di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. Hal ini bertujuan memberikan contoh pemecahan masalah sumber daya air, dengan pendekatan ekohidrologi dan sekaligus sebagai stasiun lapangan untuk penelitian.

Pembangunan demosite tersebut telah selesai dilakukan dan diresmikan pada 29 September 2016.

Pembangunan demosite ini, merupakan tahap I yang terdiri atas tiga aspek, yakni monitoring kualitas dan kuantitas air sungai dan unsur-unsur cuaca, pemodelan simulasi ekohidrologi serta pengendalian pencemaran air domestik, pertanian dan industri rumah tangga.

"Pembangunan demosite ini diharapkan sebagai media pembelajaran yang dapat diterapkan di tempat lain, sehingga dalam jangka panjang mampu meningkatkan kualitas lingkungan perairan," katanya.

Ignasius mengatakan, lokasi demosite ini tepat berada pada salah satu sungai yang masuk Waduk Saguling, yaitu Sungai Cibitung yang mempunyai luas daerah tangakapan air 35,5 km2.

Demosite itu dibangun pada lahan sawah di Kampung Curugan, Kelurahan Mukapayung, Cililin, untuk mengendalikan pencemaran air dengan aplikasi fitoteknologi.

Lahan yang digunakan untuk demosite tersebut merupakan aset Indonesia Power Saguling. Di lahan itu selain dibangun demosite, juga dibangun untuk monitoring online cuaca dan Sungai Cibitung.

Ignasius mengatakan, pembangunan demosite dilatarbelakangi oleh lingkungan air secara global yang telah memburuk dan mengalami penurunan yang signifikan dari keanekaragaman hayati di seluruh dunia, yang berdampak sangat kuat pada ekosistem dunia.

"Hal tersebut memberikan bukti bahwa pendekatan konvensional untuk pengelolaan sumber daya air sudah tidak memadai lagi untuk melawan gelombang krisis air," katanya.

Karena itu, ia mengatakan pendekatan ekohidrologi (melalui pembangunan demosite ekohidrologi) menjadi salah satu solusi untuk masalah teknis permasalahan air tersebut.

Ekohidrologi, memainkan peran penting dalam mendukung kebijakan sumber daya air yang berkelanjutan dan meningkatkan pembangunan sosial dengan partisipasi berbagai pihak di semua tingkatan melalui keberhasilan pengelolaan sumber daya air terpadu. (Ant)

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home