Loading...
EKONOMI
Penulis: Putu Ayu Bertyna Lova 19:05 WIB | Sabtu, 13 April 2013

Depkeu AS Tolak Cina Sebagai Manipulator Mata Uang

China Yen/RMB dan US Dollar (dok: China.org.cn)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Departemen Keuangan Amerika Serikat U.S. Treasury Department menolak menyebutkan Cina sebagai manipulator mata uang. Mereka mengatakan akan memantau laju mata uang Cina Renminbi (RMB) pada Jumat (12/4).

Dalam Laporan Tahunannya atau Semi-Annual Report kepada Kongres Ekonomi Internasional dan Kebijakan Nilai Tukar atau International  Economic  and  Exchange  Rate  Policies, Depkeu AS menyoroti perlunya fleksibilitas dan transparansi  yang  lebih besar untuk nilai tukar. Terutama oleh Cina dan negara besar lainnya.

“Surplus laporan neraca Cina, mengalami penurunan dari 10,1 persen tahun 2007 menjadi 1,9 persen pada 2011, dan 2,3 persen pada 2012. Cina telah mengambil serangkaian langkah-langkah untuk liberalisasi kontrol pergerakan modal, sebagai bagian rencana yang lebih luas untuk berpindah kenilai tukar yang lebih fleksibel,”  kata Depkeu AS. Mereka juga menambahkan bahwa dalam perkembangannya, disimpulkan bahwa Cina tidak memenuhi standard sebagai manipulator mata uang, seperti diberitakan kantor berita Xinhua.

Depkeu AS bersikeras, proses penyesuaian nilai tukar di Cina memang belum lengkap, dan tetap memerlukan tindak lanjut. Menurut laporan itu secara riil, RMB terapresiasi 16,2 persen dari bulan Juni 2010 sampai Februari 2013.

Selain memberikan perhatian khusus pada laju apresiasi RMB, Depkeu AS mengatakan, mereka juga akan menekankan pada perubahan kebijakan lebih lanjut dan memonitor perkembangan RMB. Mereka juga akan meminta pelaksanaan langkah konkret  dan komitmen yang dibuat oleh Kelompok Industri Tujuh Negara Maju atau G7, dan Kelompok Dua Puluh Negara Besar atau G20.

The U.S. Omnibus Trade and Competitiveness Act of 1988 mensyaratkan Depkeu AS melakukan analisa dan memberikan laporan, apakah mitra dagang utama mereka melakukan manipulasi nilai tukar uang, antara mata uang mereka dan dollar AS. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah ketidakefektifan pembayaran atau mencegah adanya keunggulan kompetitif yang tidak adil di perdagangan internasional.

Dalam kesempatan itu juga, Depkeu AS mengatakan, mereka juga akan memantau kebijakan Jepang. Dan bagaimana peranan Jepang dalam mendukung pertumbuhan domestik. “Kami akan menekan Jepang untuk mematuhi komitmen yang telah disepakati dalam G7 dan G20. Orientasi kami adalah agar kebutuhan domestik dapat dipenuhi menggunakan instrumen domestik. Agar devaluasi kompetitif dapat dihindari dan menargetkan pada pertukaran yang kompetitif.” Tutup mereka.   

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home