Loading...
BUDAYA
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 10:24 WIB | Rabu, 20 Juli 2016

Desainer Toton Antar Indonesia Menangi Ajang Mode Wol Dunia

Label desainer Indonesia, Toton, yang dimotori duo perancang Toton Januar dan Haryo Balitar, hari Selasa (19/7). (Foto: Febriana DH)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Label desainer Indonesia, Toton, yang dimotori duo perancang Toton Januar dan Haryo Balitar, berhasil memenangkan lomba perancang mode International Woolmark Prize (IWP) kategori busana wanita untuk ronde Asia. Kemenangan di IWP yang diikuti oleh lima negara, yakni Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, dan Tiongkok itu, diumumkan pada 12 Juli 2016, di Hong Kong.

IWP diselenggarakan oleh The Woolmark Company, perusahaan asal Australia yang dimiliki asosiasi petani wol. Australia adalah pemasok kain wol terbesar di dunia untuk dunia tekstil dan garmen. IWP sudah diselenggarakan sejak tahun 1950-an. Para desainer yang pernah menang di IWP adalah Yves Saint Laurent dari Prancis, Karl Lagerfeld dari Jerman, Rahul Mishra dari India, serta Public School dari Amerika Serikat.

Toton adalah label yang telah menjalani program pengembangan kapasitas Indonesia Fashion Forward (IFF) yang diselenggarakan Jakarta Fashion Week (JFW). Ini adalah untuk pertama kali Indonesia turut serta dalam ajang IWP. Di samping Toton, dua label Indonesia lain juga turut dalam ronde Asia IWP, adalah Major Minor Maha (busana wanita) dan Vinora (busana pria).

“JFW menjadi partner IWP untuk menyaring para desainer yang akan diikutkan dalam kompetisi. JFW mengirimkan delapan desainer dan IWP memilih tiga, yakni Toton, Vinora, dan Major Minor pada bulan Maret. Tiga bulan setelah itu, tanggal 12 juli 2016, sudah mereka berkompetisi dengan menunjukkan koleksi, konsep, business plan, dan satu look yang menggunakan 80 persen bahan dari merine wool,” kata Liason Proyek IWP-JFW, Hidayat Jati, dalam konferensi pers di Gedung Femina, Jakarta Selatan, hari Selasa (19/7).

Hidayat menerangkan, ketiganya memiliki dua pilihan di dalam mendapatkan bahan wol.

“Mereka mempunyai pilihan untuk membuat look dengan kain wol yang langsung bisa dibeli di jaringan IWP atau membeli benang dari luar lalu diproses di dalam negeri dan dijadikan busana siap pakai,” kata Hidayat.

Dalam kreasi yang dipersembahkan dalam perlombaan itu, Toton dan Major Minor menggunakan benang wol merino yang kemudian diproses menjadi kain tenun dengan melibatkan artisan dari Garut, Jawa Barat. Vinora juga banyak melakukan inovasi bahan dengan menggunakan wol yang dipadukan dengan bahan khusus yang biasa dipakai untuk pakaian para pemadam kebakaran dan pekerja rumah sakit.

“Ketiganya sangat berani untuk mengambil risiko dengan memilih pilihan kedua. Pilihan itu lebih kompleks sekaligus mampu membuat gebrakan baru untuk dunia tekstil di Indonesia dengan mengajak perajin tradisional mengolah serat atau benang wol yang notabene hal itu jarang, bahkan hampir tidak pernah dilakukan. Mereka ingin mendobrak batasan-batasan yang ada dan berhasil,” ujar Hidayat.

Dewan juri IWP untuk ronde Asia terdiri atas beberapa tokoh mode berkaliber internasional seperti desainer Inggris, Christoper Raeburn, yang selain memimpin labelnya sendiri juga terlibat sebagai direktur kreatif label MCM dan Victorinox; desainer Korea Selatan, Juun J; mantan buyer dan konsultan mode berpengaruh di Hong Kong, Priscilla I’ Anson, sekaligus pemilik label aksesori Fiona Kotur; serta Pemimpin Redaksi GQ Style China, Cui Dan.

“Jakarta Fashion Week (JFW) telah memberikan opportunity bagi desainer untuk ikut di ajang IWP tersebut. Selebihnya, kreativitas desainer yang luar biasa yang bisa mengantar mereka menjadi nominasi dan akhirnya menjadi juara pertama,” kata CEO Femina Group sekaligus Ketua Umum JFW, Svida Alisjahbana.

Dengan keberhasilan ini, Toton akan mewakili wilayah Pasifik untuk ronde final IWP yang akan diselenggarakan awal tahun depan di Kota Paris.

Jakarta Fashion Week dan Indonesia Fashion Forward

Jakarta Fashion Week (JFW) merupakan platform penggerak industri mode Indonesia. Sebagai fashion week utama di Indonesia, JFW memberikan arahan fashion Indonesia dan memeragakan bakat serta kreativitas dunia fashion dalam negeri.

Sepanjang tahun, JFW juga menggelar beragam program peningkatan kapasitas para pelaku industri internasional. JFW diselenggarakan oleh Azura Activation, bagian dari Femina Group.

Berkolaborasi dengan Badan Ekonomi Kreatif, The British Council, dan Center for Fashion Enterprise (CFE), JFW menyelenggarakan proyek Indonesia Fashion Forward (IFF). Program intensif dan kuratif ini merupakan program pengembangan kapasitas para perancang mode yang dimotori penyelenggara Jakarta Fashion Week dengan visi untuk mengasah kemampuan desainer-desainer Indonesia untuk dapat memasuki pasar regional dan internasional dengan memberikan pengarahan serta pelatihan yang mencakup strategi bisnis dan branding.

Tentang The Woolmark Company

The Woolmark Company adalah bagian dari Australian Wool Innovation yang merupakan lembaga nirlaba yang dimiliki oleh 25.000 peternak wool yang berinvestasi pada riset, pengembangan, dan pemasaran ke sepanjang rantai pasokan di seluruh dunia untuk wool Australia.

The Woolmark Company adalah pemilik otoritas global untuk wol. Melalui hubungan jaringan yang sangat luas, yang mencakup industri tekstil dan mode internasional, The Woolmark Company menempatkan posisi wol Australia sebagai serat natural paling utama dan material premier dalam pakaian kelas mewah.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home