Loading...
MEDIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 17:11 WIB | Senin, 14 Juli 2014

Di Mesir, Program Ramadan Kalahkan Piala Dunia

Seorang pemuda sedang membuat lentera tradisional khas Ramadan yang terkenal dengan nama "fanous" di Kairo. (Foto: Reuters/Al Arabiya News)

MESIR, SATUHARAPAN.COM – Euforia penduduk dunia yang saat ini sedang tertuju kepada Piala Dunia ternyata tidak mengalahkan antusiasme masyarakat Mesir dalam menonton program televisi Ramadan, yang memang telah ditunggu-tunggu dan hanya disiarkan selama bulan suci Ramadan.

Selama bertahun-tahun, Ramadan merupakan waktu puncak ketika saluran satelit bersaing untuk meraih rating penonton tertinggi untuk siaran televisi musiman.

Namun, tahun ini Piala Dunia muncul sebagai pesaing kuat yang telah tumpang tindih muncul di acara televisi selama dua minggu di bulan Ramadan.

Sebelum Ramadan, banyak yang berspekulasi bahwa Piala Dunia akan membagi perhatian penonton di mana sebagian besar pemirsa laki-laki menonton sepak bola dan pemirsa perempuan menonton serial Ramadan.

Tetapi, sebelum Piala Dunia berakhir, beberapa orang percaya penyiaran turnamen sepak bola tersebut telah gagal menggeser perhatian pemirsa.

“Pertandingan Piala Dunia tidak menggentarkan pemirsa untuk berpaling dari sinetron Ramadan,” kata Magda Khairallah, penulis skenario dan kritikus Mesir.

Khairallah menjelaskan, tidak seperti pertandingan sepak bola yang ditayangkan pada waktu tertentu dan hanya pada saluran tertentu, serial televisi Ramadan lebih bermanfaat dan beragam, dan ditayangkan di berbagai saluran satelit bebas akses di Mesir.

“Waktu penyiaran pertandingan sepak bola telah ditetapkan, dengan demikian, penggemar sepak bola akan mengalihkan perhatian mereka dari menonton program Ramadan untuk beberapa waktu kemudian akan beralih ke sinetron televisi favorit mereka pada waktu yang berbeda.”

Kritikus olahraga, Mahmoud Sabry, setuju dengan Khairallah yang menyatakan sinetron Ramadan lebih banyak diminati dibandingkan dengan Piala Dunia.

“Tidak semua orang bisa atau mampu berlangganan televisi satelit yang menyiarkan Piala Dunia. Ini merupakan keuntungan bagi acara televisi yang disiarkan di televisi satelit yang dapat diakses secara gratis.”

Kepada Al Arabiya News, Sabry mengatakan tarif berlangganan untuk menonton pertandingan Piala Dunia sangat mahal, yang akan sangat berdampak pada rating penonton. Menurutnya, kemungkinan besar, penonton akan duduk di depan televisi untuk menonton sinetron dan akan mengikuti hasil pertandingan Piala Dunia belakangan.

“Sebagian besar keluarga tidak mampu membayar tarif berlangganan yang mahal demi menonton Piala Dunia,” kata Sabry seperti dirilis Al Arabiya News, Minggu (13/7).

Dengan demikian, penonton dengan kelompok usia tertentu akan pergi ke kafe atau warung kopi, yang biasanya menayangkan pertandingan dengan menyesuaikan jam puasa tahun ini.

“Pemuda yang ingin menonton pertandingan di warung kopi kini tidak bisa lagi bebas melakukannya di bulan puasa,” kata Sabry.

Dia mengatakan pertandingan itu ditayangkan setelah Iftar atau setelah buka puasa, dan akan dinikmati oleh penonton yang banyak.

Namun, bagi banyak orang Mesir, menghabiskan waktu bersama keluarga di bulan Ramadan merupakan cara terbaik untuk menghabiskan waktu di bulan suci itu dengan baik.

“Saya lebih memilih menghabiskan lebih banyak waktu di rumah bersama keluarga di mana saya bisa merasakan semangat Ramadan atau berkumpul dengan teman-teman untuk berbuka puasa bersama,” kata Sara Sabry kepada Al Arabiya News, penduduk Mesir yang tinggal di Arab Saudi.

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home