Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 18:42 WIB | Kamis, 30 Oktober 2014

Diancam Karena Selenggarakan Acara Menyentuh Ajing bagi Muslim

Diancam Karena Selenggarakan Acara Menyentuh Ajing bagi Muslim
Seekor anjing dan pemiliknya yang digunakan pada acara "Saya Ingin Menyentuh Anjing." (Foto: dari Malaysia Kini)
Diancam Karena Selenggarakan Acara Menyentuh Ajing bagi Muslim
Syed Azmi Alhabshi kiri, dan pengacaranya, Syahredzan Johan, ketika memberikan keterangan tentang acara "Saya Ingin Menyentuh Anjing" (Goto dari RNS / Darshini Kandasamy)
Diancam Karena Selenggarakan Acara Menyentuh Ajing bagi Muslim
Warga Muslim yang berpartisipasi pada acara itu menunjukkan ritual mencuci setelah kontak dengan anjing. (Foto dari RNS / penyelenggara acara)

KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM -  Syed Azmi Alhabshi telah dicap sebagai Muslim yang sesat, dekat dengan Kristen, mata-mata Zionis, bahkan dituduh sebagai seorang Muslim Syiah. Apa kejahatan yang telah dilakukannya?  Dia mengundang umat Islam lainnya untuk menyentuh anjing.

Ancaman kematian ditujukan pada dia menggunakan media online dengan nama mengirim yang disembunyikan, khawatir tentang hidupnya.  Bahkan ketika dia bertemu wartawan di Jakarta, pada hari Sabtu (25/10), aktivis sosial berusia 37 tahun berbicara dengan teks yang sudah disiapkan, dan tidak menjawab pertanyaan, dan pergi setelah lima menit, seperti diberitakan Religion News Services (RNS).

Hampir 1.000 orang  datang pada acara yang digelarnya pada 19 Oktober di sebuah taman di negara bagianSelangor. Acara itu bertujuan untuk membantu warga Muslim mengatasi stigma keagamaan dan takut pada anjing. Dia membantu mempelajari cara-cara yang diperbolehkan untuk menyentuh anjing dan bagaimana melakukan ritual pembersihan, yang dikenal sebagai "Sertu "atau" Samak. "

Reaksi yang cepat dan serius muncul  setelah media sosial dan laporan berita dibanjiri gambar peserta Muslim, khususnya wanita di jilbab, yang membelai dan memeluk binatang berkaki empat itu pada acara "Saya Ingin Menyentuh Anjing."

Muslim di negara itu sebagian besar dari masab Syafi'i yang memandang anjing sebagai binatang yang najis. Anjing tidak diizinkan untuk dipelihara sebagai hewan peliharaan atau dipegang, dipeluk, di pelihara atau dicium. Satu-satunya alasan untuk menyentuh anjing adalah jika memerlukan bantuan.

Pro dan Kontra

Setelah terjadi keributan, pemerintah federal  Malaysia mengeluarkan fatwa keagamaan yang menganggap menyentuh anjing bertentangan doktrin Islam arus utama.

Namun dalam beberapa hari terakhir, terjadi peningkatan jumlah warga Malaysia moderat  yang menggunakan media online untuk mendorong  dihilangkannya pernyataan kebencian dan ancaman yang disebutnya tidak Islami terhadap Syed Azmi dan penyelenggara acara itu lainnya.

Syed Azmi telah lama dikenal  terkait projek yang berbasis masyarakat. Temannya, Aminuddin Ab Kadir, menyebutkan usahanya mengumpulkan amal, dan meminta masyarakat untuk mempertimbangkan "rekam jejak" Syed Azmi sebelum menghakimi dia.

"Saya ingin mengungkapkan pola berpikir kita, di mana kita semua menyukai isu sensasional (dan lebih lagi dengan unsur-unsur agama) dibandingkan dengan masalah masyarakat yang lebih terisolasi dan kurang gemerlap," kata  Aminuddin menulis di halaman Facebook Syed Azmi.

Sudut Pandang

Orang lain membela acara tersebut, dan mengatakan bahwa hal itu berguna bagi Muslim dan non-Muslim dalam memahami batas-batas ketika berkaitan dengan penanganan anjing dalam Islam. Satu kelompok online memulai kampanye untuk meningkatkan dukungan untuk inisiatiftersebut.

"Akhir pekan lalu, Syed Azmi membawa ratusan orang Malaysia untuk bersama-sama membantu mengatasi kekejaman terhadap hewan dan mengatasi prasangka dan ketakutan terhadap anjing. Sekarang, dia diserang oleh orang-orang yang berusaha untuk mengabadikan kebodohan dan irasionalitas. Biarkan dia tahu bahwa orang Malaysia berada di sisinya dalam mendukung inisiatif yang indah ini. Posting itu dengan cepat tersebart ke lebih dari 2.400 pengunjung.

Tidak semua orang setuju dengan acara yang dibuat  Syed Azmi, namun beberapa menggunakan media sosial sebagai kesempatan untuk menjelaskan sudut pandang mereka. Carl Shahrul  memposting di akun Facebooknya, dan menulis: "Kekejaman pada binatang tidak pernah menjadi masalah bagi umat Islam. Kami mengutuk kekejaman terhadap anjing dan babi dengan cara yang sama kita mengecam kekejaman terhadap kucing atau makhluk ciptaan Tuhan lainnya... Saya merasa malu bahwa banyak Muslim harus bertindak sejauh itu (menyentuh dan memeluk anjing untuk bersenang-senang) hanya untuk menunjukkan bahwa mereka memperlakukan agama kita  dan anjing dengan cara sama. "

Maszlee Malik, dosen dihormati pada International Islamic University di Malaysia, mengatakan bahwa acara tersebut mencerminkan sentimen dari kaum muda Muslim perkotaan "yang akan senang melihat Islam lebih inklusif dan harmonis, yang tidak mengorbankan dasar-dasar agama."

Keributan yang terjadi  tidak benar-benar berkaitan dengan ajaran Islam, katanya. "menyelnggarakan acara seperti itu dianggap oleh mereka sebagai tantangan terhadap  status quo dan bentuk rasa tidak hormat kepada norma-norma yang diwariskan oleh mayoritas," katanya.

Pendidikan

Tapi Mohd Asri Zainul Abidin, mantan mufti untuk negara bagian Perlis, mengatakan bahwa acara menyentuh anjing terlalu banyak, dan terlalu cepat, terutama di negara dengan mayoritas Muslim yang suka melihat dirinya sebagai kaum tradisional maupun modern. Meskipun niat Syed Azmi mungkin baik, aktivis itu mengabaikan reaksi kaum Melayu.

"Yang terbaik adalah mendidik masyarakat dengan sebuah seminar, mengundang ulama ...  Sebab,  ketika tiba-tiba Anda meminta orang untuk melakukan sesuatu yang mereka belum pernah lakukan dalam hidup mereka, itu akan sangat aneh bagi mereka," katanya. "Jadi, harus ada tahapan."

Selama penampilan singkat di konferensi pers Sabtu, Syed Azmi, mengatakan bahwa seluruh kegiatan adalah "proses belajar" dan dia meminta maaf kepada mereka yang tersinggung. Dia menekankan bahwa tidak pernah ada niatnya untuk "mendistorsi iman, mengubah hukum agama, menghina ulama atau mendorong liberalisme."

"Itu adalah program pendidikan untuk menghormati makhluk Allah yang sedang dipandang kurang menguntungkan dan disiksa oleh masyarakat kita," kata dia. Dia menambahkan: "Program ini tidak pernah untuk mendorong agar anjing dijadikan hewan peliharaan."

Sementara itu, pengacaranya, Syahredzan Johan, mengatakan bahwa laporan kepada polisi telah disampaikan, terkait adanya ancaman pembunuhan terhadap dia.

"Ini adalah era baru di mana jika Anda tidak setuju dengan sesuatu, Anda bisa mengkritik," katanya. "Ini adalah demokrasi. Bahkan tidak ada dalam Islam yang mengatakan bahwa Anda tidak bisa mengkritik sesuatu."


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home