Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 05:24 WIB | Minggu, 01 Maret 2015

Diplomasi Batik untuk “Ketuk Pintu” Pasar Internasional

Ketua Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Venezuela Bayu Hari Saktiawan dalam bincang-bincang mengenai Batik Diplomacy from Tradition to a Chick Option in Fashion di Indonesia Fashion Week 2015 Senayan JCC Jakarta Selatan, Sabtu (28/2). (Foto: Diah A.R)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kerajinan Batik merupakan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia secara turun temurun. Dulu, batik hanya digunakan pada acara-acara tertentu saja. Namun, saat ini seiring berkembangnya zaman dan teknologi, batik menjadi favorit bagi masyarakat Indonesia yang bisa digunakan kapan saja.

Tidak hanya di Indonesia saja batik menjadi populer dengan berbagai corak khasnya tapi kini batik sudah masuk dalam kawasan perdagangan internasional. Di Venezuela, pemerintah Indonesia telah memasarkan batik hingga menjadi produk tekstil dengan tingkat ekspor tertinggi.

Ketua Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Venezuela Bayu Hari Saktiawan menyatakan bahwa diplomasi batik merupakan salah satu langkah “ketuk pintu” pemerintah Indonesia untuk melebarkan sayap perdagangan batik ke dunia internasional dalam hal ini khususnya di Venezuela.

“Dalam hal diplomasi batik itu kita masuk dulu kepada promosi budaya. Itu akan lebih kena kepada mereka (Venezuela). Tidak hanya budaya, tapi kita juga mencari sisi lain produk budaya bangsa kita itu bisa menjadi komoditas ekonomi yang akan memberikan keuntungan bagi pelakunya. Jadi ada simultan keuntungan antara promosi budaya dan ekonomi,” kata Bayu kepada satuharapan.com usai memberikan pemaparan dalam bincang-bincang mengenai Batik Diplomacy from Tradition to a Chick Option in Fashion di Indonesia Fashion Week 2015 Senayan JCC Jakarta Selatan, Sabtu (28/2).

“Nah, diplomasi batik itu juga merupakan salah satu langkah ketuk pintu. Strategi ketuk pintu artinya kita mendatangi masing-masing kalangan pengusaha dan pemangku kebijakan terhadap apa saja yang menjadi minat mereka dan masalah yang mereka hadapi sehingga mereka bisa bersama-sama untuk meningkatkan hubungan bilateral,”

“Selain ketuk pintu, strategi yang kedua kita menggunakan business dinner. Dalam makan malam tersebut kita mengundang beberapa kalangan dari Venezuela dan kita paparkan potensi ekonomi Indonesia sehingga mereka tertarik untuk menjalin kerjasama bisnis dengan Indonesia.”

Kemudian yang ketiga, pihak Kedubes RI memfasilitasi para pengusaha Venezuela dalam pameran-pameran Indonesia agar mereka bisa mengerti apa yang dibutuhkan atau yang diminati untuk menjalin kerjasama bisnis dengan Indonesia.

Dia menyatakan ekspor tekstil Indonesia ke Venezuela dari bulan Januari hingga September tahun 2014 mencapai hingga USD 15.759.413 atau sekitar Rp 204 miliar. Angka tersebut merupakan jumlah tertinggi jika dibandingkan dengan beberapa komoditas yang lainnya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home