Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 20:16 WIB | Jumat, 10 Januari 2020

Diselidiki Kemungkinan Pesawat Ukraina Ditembak Rudal Iran

Foto diambil pada Rabu (8/1) memperlihatkan orang-orang dan tim penyelamat di antara mayat dan puing-puing setelah sebuah pesawat Ukraina yang mengangkut 176 penumpang jatuh di dekat bandar udara Imam Khomeini di ibu kota Iran, Teheran, menewaskan semua orang di dalamnya. Pejabat AS percaya bahwa Iran secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat Ukraina, berdasarkan data satelit radar dan elektronik. (Foto: dari AFP)

PARIS, SATUHARAPAN.COM-Prancis mengatakan pada hari Jumat (10/1) bahwa pihaknya siap untuk bergabung dalam penyelidikan atas jatuhnya sebuah pesawat maskapai penerbangan Ukraina di Iran yang menewaskan semua 176 orang. Pernyataan dikeluarkan setelah Kanada dan negara lain mengatakan pesawat itu dijatuhkan oleh rudal Iran, mungkin karena kesalahan, menurut laporan.

Ukraina mengatakan tidak dapat mengesampingkan kemungkinan serangan rudal, tetapi itu belum dikonfirmasi. Iran membantah sebuah rudal menjatuhkan Boeing 737-800 tak lama setelah lepas landas di bandar udara Teheran, Iran.

Agen Rahasia Prancis, BEA, membantu menganalisis data dari perekam penerbangan pesawat Boeing yang jatuh di Ethiopia tahun lalu. Televisi pemerintah Iran memperlihatkan rekaman yang konon dari dua black box (kotak hitam) berisi suara dan perekam data penerbangan, dari pesawat Ukraina yang jatuh.

Penerbangan Ukraine International Airlines terbang ke Kiev, ibu kota Ukraina, dari Teheran, namun jatuh pada hari Rabu (8/1), pada saat Iran dalam keadaan siaga untuk merespon serangan militer Amerika Serikat setelah menembakkan rudal ke target AS di Irak.

Insiden itu menambah tekanan internasional terhadap Iran, setelah berbulan-bulan ketegangan dengan AS dan kemudian terjadinya serangan militer. Washington membunuh seorang jenderal Iran pekan lalu dalam serangan pesawat tak berawak di Irak, mendorong peluncuran rudal oleh pihak Teheran.

Di media sosial, orang-orang Iran biasa menyuarakan kemarahan pada otoritas mereka karena tidak menutup bandar udara setelah peluncuran rudal Iran. Sebagian besar mereka yang berada di pesawat yang jatuh itu adalah warga Iran berkebangsaan ganda.

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengutip intelijen dari Kanada dan sumber-sumber lain, menuduh rudal Iran yang menjatuhkan pesawat yang membawa 63 warga Kanada, meskipun ia mengatakan "mungkin tidak disengaja."

"Bukti menunjukkan bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal darat ke udara," katanya. Prancis mengatakan siap bergabung dengan Kanada dan negara-negara lain untuk berkontribusi dalam penyelidikan.

"Adalah penting bahwa kejelasan sebanyak mungkin dibuat dan secepat mungkin," kata Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, dikutip Reuters.

Data Satelit

Sebaliknya, seorang pejabat Iran sebelumnya mengatakan Prancis mungkin terlibat, karena itu adalah salah satu negara di mana mesin pesawat dibuat.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mengatakan serangan rudal tidak dapat dikesampingkan, tetapi belum dikonfirmasi.

Sedangkan seorang pejabat AS, mengutip data satelit, mengatakan Washington telah menyimpulkan dengan tingkat kepastian yang tinggi bahwa rudal anti-pesawat menjatuhkan pesawat itu karena kesalahan.

Seorang pejabat AS mengatakan data menunjukkan pesawat itu mengudara selama dua menit setelah meninggalkan Teheran, ketika jejak dua rudal permukaan-ke-udara terdeteksi. Ada ledakan di sekitarnya dan data panas menunjukkan pesawat terbakar saat jatuh. Satelit militer AS mendeteksi emisi inframerah dari panas.

Media AS, The New York Times mengatakan telah memperoleh video yang muncul untuk menunjukkan sebuah rudal Iran mengenai sebuah pesawat di dekat bandara Teheran.

Presiden AS, Donald Trump, mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak percaya jatuhnya pesawat itu karena masalah mekanis, dengan mengatakan "seseorang bisa saja membuat kesalahan, di sisi lain."

Seorang pakar pertahanan mengatakan jejak radar pesawat akan mirip dengan pesawat angkut militer besar milik AS.

Iran membantah pesawat Ukraina itu terkena rudal, dengan mengatakan laporan seperti itu adalah "perang psikologis melawan Iran."

"Semua negara yang warganya berada di pesawat dapat mengirim perwakilan, dan kami mendesak Boeing untuk mengirim wakilnya untuk bergabung dalam proses penyelidikan kotak hitam," kata juru bicara pemerintah, Ali Rabiei, dalam sebuah pernyataan.

Kerja Sama Penyelidikan

Organisasi penerbangan sipil Iran mengatakan dalam laporan awal kurang dari 24 jam setelah insiden itu bahwa pesawat berusia tiga tahun, yang memiliki jadwal pemeliharaan terakhir pada hari Senin (6/1), mengalami masalah teknis setelah lepas landas dan menuju ke bandara terdekat sebelum jatuh.

Investigasi pada kecelakaan pesawat membutuhkan kerja sama dari regulator, pakar dan perusahaan di seluruh yurisdiksi. Kegiatan bisa memakan waktu berbulan-bulan dan laporan awal dalam 24 jam itu sangat jarang terjadi.

Iran mengatakan tubuh dan bagian tubuh penumpang yang ditemukan di lokasi kecelakaan dibawa untuk identifikasi.

Ukraina telah menguraikan empat skenario potensial, termasuk serangan rudal dan terorisme. Kiev mengatakan para penyelidiknya ingin mencari tempat jatuhnya kemungkinan puing-puing rudal buatan Rusia yang digunakan oleh militer Iran.

Sementara Dewan Keselamatan Transportasi Kanada mengatakan sedang membuat pengaturan untuk mengunjungi lokasi kecelakaan setelah undangan Iran.

Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) mengatakan telah menunjuk perwakilan yang terakreditasi untuk bergabung dalam penyelidikan dan menentukan tingkat partisipasi.

Sedangkan pihak Boeing mengatakan akan mendukung NTSB. Perusahaan itu masih menghadapi masalah akibat dua kecelakaan pesawat 737 MAX yang mematikan, termasuk yang terjadi di Ethiopia, yang menyebabkan pesawat jenis itu dilarang terbang pada Maret 2019.

Pesawat Boeing 737-800 yang jatuh dibuat pada tahun 2016 dan merupakan generasi sebelumnya dari 737 MAX.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home