Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 14:03 WIB | Jumat, 12 Juni 2020

Ditemukan Delapan Kuburan Massal di Libya, PBB Sebut sebagai Horor

Anggota pasukan United Nations Support Mission in Libya (UNSMIL) menunjuk ke lokasi kuburan msssal di Libya yang baru ditemukan. (Foto: AFP]

TRIPOLI, SATUHARAPAN.COM-PBB menyebutkan "horor" setelah laporan penemuan delapan kuburan massal di Libya, di daerah yang direbut oleh pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) setelah pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin oleh jenderal Khalifa Haftar mundur.

"UNSMIL mencatat dengan laporan-laporan horor tentang penemuan setidaknya delapan kuburan massal dalam beberapa hari terakhir, sebagian besar dari mereka di Tarhuna," kata misi PBB dalam sebuah pernyataan di Twitter.

"Hukum internasional mewajibkan pihak berwenang untuk melakukan investigasi yang cepat, efektif & transparan terhadap semua kasus dugaan kematian tidak sah," tambahnya.

Beberapa dugaan kuburan massal telah ditemukan di dekat Tarhuna, tenggara ibu kota Tripoli, sejak direbut oleh pasukan yang setia kepada GNA pada 5 Juni.

Seorang wartawan AFP pada hari Kamis diberikan akses ke situs di mana beberapa mayat telah ditemukan dan digali oleh Bulan Sabit Merah Libya untuk identifikasi.

Potongan-potongan pakaian berserakan di sekitar situs dekat kuburan yang ditutupi dengan tanah. Direktur rumah sakit umum Tarhuna, Aburawi al-Buzeidi, mengatakan 160 mayat ditemukan di kamar mayat oleh pasukan GNA pada saat kedatangan mereka di kota.

Mayat itu "dipindahkan ke Tripoli dan Misrata oleh Bulan Sabit Merah," katanya kepada wartawan, tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang mayat.

Pasukan PBB UNSMIL juga menyambut keputusan pada hari Kamis (11/6) oleh Menteri Kehakiman Libya untuk membentuk sebuah komite yang menyelidiki temuan-temuan tersebut.

"Kami meminta anggotanya untuk segera melakukan pekerjaan yang bertujuan untuk mengamankan kuburan massal, mengidentifikasi para korban, menetapkan penyebab kematian & mengembalikan mayat ke keluarga terdekat," katanya.

Kawasan Sebelumnya Dikuasai LNA

Tarhuna adalah pangkalan belakang utama untuk serangan selama setahun oleh pasukan LNA yang berbasis di timur untuk merebut kembali ibu kota dari GNA.

Pertempuran antara pihak-pihak yang bertikai Libya yang telah menewaskan ratusan orang dan memaksa 200.000 orang meninggalkan rumah mereka.

Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan GNA, diperkuat dengan drone Turki dan pertahanan udara, telah melakukan serangan balasan untuk mendapatkan kembali kendali atas seluruh wilayah barat laut negara itu.

Pasukan LNA bulan ini meninggalkan posisi mereka yang tersisa di pinggiran selatan. Amerika Serikat, Uni Eropa dan kekuatan asing lainnya menyerukan gencatan senjata. Tetapi GNA yang bangkit kembali telah bersumpah untuk menguasai Sirte, kota kelahiran Kadhafi dan pemukiman besar terakhir sebelum batas tradisional antara Libya barat dan kubu Haftar di timur.

Serangan balasan GNA adalah putaran terakhir pertempuran dalam tahun-tahun kekerasan setelah revolusi tahun 2011 yang menjatuhkan dan membunuh diktator Moamer Kadhafi dalam pemberontakan yang didukung Barat. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home