Loading...
HAM
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:51 WIB | Kamis, 30 Agustus 2018

Dituduh Lakukan Genosida terhadap Rohingya, Myanmar Tolak Temuan Panel PBB

Ilustrasi. Seorang anak Muslim Rohingya berdiri di luar tempat penampungan sementara di kamp Thet Kel Pyin di Negara Bagian Rakhine saat perayaan hari raya Idul-Adha, 22 Agustus 2018. (Foto: Voaindonesia.com)

MYANMAR, SATUHARAPAN.COM – Myanmar menolak temuan panel penyelidik khusus PBB, yang menuduh militer negara itu melakukan genosida dan pelanggaran-pelanggaran HAM lain, dalam penumpasan kelompok minoritas Muslim-Rohingya di Negara Bagian Rakhine tahun lalu.

Juru bicara pemerintah Myanmar, Zaw Htay, pada hari Rabu (29/8) mengatakan kepada media pemerintah, “kami tidak sepakat dan tidak menerima resolusi apa pun” yang disampaikan Dewan HAM PBB, yang mengeluarkan laporan tersebut karena Pemerintah Myanmar menolak masuknya tim penyidik ke negara itu.

Dalam penyelidikan terpisah, Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan telah mengumpulkan informasi dari pengungsi Muslim-Rohingya yang memperkuat tuduhan bahwa militer Myanmar dan pasukan keamanan, telah melakukan pelanggaran HAM yang mengerikan, termasuk pemerkosaan.

Amerika mengatakan, temuannya itu didasarkan pada lebih dari seribu wawancara dengan para pengungsi di kamp-kamp di Bangladesh, di mana warga Muslim-Rohingya dari Myanmar melarikan diri lebih dari satu tahun lalu.

Duta Besar Amerika Nikki Haley hari Selasa (28/8) mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa dunia menyaksikan bagaimana Myanmar menanggapi situasi itu.

“Di Dewan Keamanan PBB, kita harus meminta pertanggungjawaban mereka yang melakukan kekerasan,” kata Haley.

Awal bulan ini, pemerintahan Trump memberlakukan sanksi-sanksi terhadap lima komandan militer Myanmar dan dua unit tentara, karena keterlibatan mereka dalam berbagai aksi keji, termasuk pembakaran desa-desa.

Panel itu mendesak Dewan Keamanan PBB untuk merujuk situasi itu ke Mahkamah Kriminal Internasional di Den Haag. Tetapi dua negara pemegang hak veto di Dewan Keamanan PBB – Rusia dan Tiongkok – tampaknya tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Sementara itu, pengungsi Muslim-Rohingya kini tinggal dalam kondisi sangat menyedihkan di kamp pengungsi terbesar di dunia di Bangladesh. PBB mengatakan kondisi belum memungkinkan mereka kembali ke rumah secara aman, sukarela, dan bermartabat. (Voaindonesia.com)

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home