Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Francisca Christy Rosana 08:18 WIB | Sabtu, 18 April 2015

DKI Jakarta Diminta Pertegas Identitas Arsitektur Bangunan

Kondisi kampung deret Petogogan yang terletak di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang mulai dibangun pada Oktober 2013 lalu oleh Joko Widodo. (Foto: Dok Satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Membuat Jakarta menjadi ibu kota yang layak dan nyaman ditinggali tak hanya ditunjang dari sisi lingkungan dan masyarakatnya saja, namun juga tata bangunan yang selayaknya rapih dan indah.

Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) kepada Pemerintah Provinsi Jakarta memberi masukan untuk mempertegas arsitektur di ibu kota agar Jakarta bukan hanya indah dan nyaman untuk ditinggali, tetapi juga merepresentasikan dinamika masyarakatnya sesuai perkembangan global.

“IAI ingin mengembangkan industri kreatif di Jakarta berbasis arsitek. Dia sampaikan semua masukan-masukannya. Termasuk bikin lomba desain arsitek dan tiap tahun dia akan lakukan,” ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta saat ditemui di Petamburan, Tanah Abang, Jumat (17/4) siang seusai blusukan di Masjid setempat.

Melalui pertemuan IAI dengan pemprov, Djarot menjelaskan penegasan arsitektur di Jakarta ini harus segera ditindaklajuti bersama melalui program yang konkrit, seperti pengembangan kampung deret.

IAI pun diharapkan fokus untuk mendesain bangunan-bangunan masyarakat di kawasan kumuh, tidak hanya konsen pada arsitektur gedung-gedung mewah.

“Coba pikirkan arsitektur untuk gedung-gedung minimalis di jakarta untuk masyarakat menengah ke bawah. Termasuk arsitektur untuk rusunawa. Termasuk juga masukan revitalisasi kawasan kumuh. Saya bilang misalnya pembangunan kampung deret itu kan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dalam rangka revitalisasi pemukiman kumuh. Tolong bikin tematik sesuai lingkungan masing-masing sehingga arsitektur bukan hanya untuk orang kaya tapi juga untuk orang miskin,” Djarot menjelaskan.

Sementara untuk pmukiman padat penduduk, Djarot meminta IAI untuk mendesain perumahan lengkap dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Adanya RTH ini nanti juga dapat dimanfaatkan untuk sumur resapan sehingga tiap-tiap rumah memiliki fasilitas pencegahan banjir.

“Kami membawa arsitektur supaya menginjak bumi dan membumi. Mereka harus betul-betul berkomitmen untuk membantu masyarakat dengan rumah-rumah yang sempit-sempit itu, terutama pemukiman padat. Tidak selalu ke atas yang besar-besar doang,” kata politikus PDIP itu. 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home