Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 20:04 WIB | Senin, 24 April 2017

DPRD: Singapura Cerdik Nikmati Potensi Kepuluan Riau

Ilustrasi. Salah satu dari tiga kapal asing itu ditembak oleh kapal Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bersama TNI Angkatan Laut dan Bakorkamla di perairan Anambas, Kepulauan Riau, Jumat (5/12/2015). (Foto: dok.satuharapan.com/Puspen TNI)

TANJUNGPINANG, SATUHARAPAN.COM - Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kepulauan Riau, Sukhri Fahrial, mengatakan Singapura cerdik bernegosiasi dan menikmati potensi yang dimiliki Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

"Bertahun-tahun negara kecil itu menikmati potensi Kepri, mulai dari migas hingga udara. Udara kita berada di wilayah NKRI, diatur oleh Singapura selama puluhan tahun," kata Sukhri saat dihubungi Antara di Tanjungpinang, hari Senin (24/4).

Ia mengibaratkan Kepri itu seperti tuan rumah yang ramah, karena dibatasi regulasi sehingga tidak dapat berbuat apa-apa. Kepri tuan rumah dari 96 persen lautan yang sebagian berbatasan dengan Singapura dan Malaysia.

Singapura sangat pintar memanfaatkan peluang yang ada di Kepri.

"Kami sama sekali tidak alergi dengan namanya investasi, tetapi harus menguntungkan bangsa dan negara, harus mengedepankan asas keadilan, masyarakat harus semakin sejahtera. Jangan sampai investasi itu membuat bangsa ini miskin, dan semakin miskin, sementara potensi alam Kepri terus dieksploitasi," katanya.

Sukhri mengemukakan Kepulauan Riau seharusnya menjadi wilayah yang kaya, karena memiliki potensi kelautan dan cadangan migas yang besar. Jika dikelola dengan benar, berpihak kepada kepentingan bangsa dan negara, ia yakin masyarakat semakin sejahtera dan negara semakin maju.

"Kita dijebak dengan regulasi yang tidak menguntungan, dan `ditiduri` oleh dana bagi hasil sehingga pasrah. Ini yang membuat kita miskin," ujarnya.

Sukhri mengibaratkan Kepri itu surga bagi pengusaha asing, karena memiliki potensi maritim luar biasa, selain posisinya sangat strategis. Di Natuna dan Anambas terdapat sumber migas, yang selama ini dikelola oleh asing.

Kondisi sekarang, menurut dia Kepri tidak diuntungkan. Dana bagi hasil yang diberikan pusat juga masih tidak adil sehingga pendapatan daerah masih sedikit.

Kondisi keuangan Kepri tercermin dari APBD Kepri tahun 2017 hanya sekitar Rp 3,36 triliun. Seharusnya, pendapatan daerah dapat mencapai puluhan triliun rupiah dalam setiap tahun jika pengelolaan migas maupun lego jangkar lebih mengedepankan kepentingan "tuan rumah".

Ia mengatakan regulasi yang membuat Pemerintah Kepri tidak berkutik. Padahal pemerintah daerah bertugas mensejahterakan masyarakatnya. Sementara dengan anggaran yang kecil tidak mungkin Pemerintah Kepri dapat mensejahterakan masyarakat dan membangun infrastruktur dasar secara merata, cepat.

Laut pada dua daerah itu juga memiliki ekosistem yang luar biasa, tetapi banyak dimaling oleh nelayan asing. Pulau-pulau di Kepri juga memiliki pantai yang indah sehingga dapat dikembangkan sektor pariwisata secara intensif sehingga dapat menambah pendapatan daerah.

"Kami sangat mendukung pemerintah pusat mengevaluasi perjanjian kerja sama dengan berbagai negara yang mengelola migas di Singapura. Dari Kepri, kami berharap pemerintah pusat memberlakukan kebijakan agar migas dan potensi lainnya dikelola dengan benar dan adil untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Sukhri yang diusung Partai Hati Nurani Rakyat. 

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home