Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 06:34 WIB | Sabtu, 10 November 2018

Dua Golongan Manusia

Ibadah merupakan laku diri.
Bunga Randa Tapak (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Ada dua golongan Manusia yang disebut dalam bacaan Injil Minggu ini (Mrk. 12:38-44). Yang pertama, para ahli Taurat yang memang suka beribadah, namun gila hormat dan menelan rumah janda-janda. Sang Guru menggunakan kata suka. Artinya: kegiatan tersebut dilakukan untuk menyenangkan diri, bahkan telah menjadi hobi. Jadi, hobi mereka adalah beribadah. Dan karena hobi, mereka sering menjadikannya sebagai pemuas emosi.

Mereka senang dipuji. Bukankah itu yang sering terjadi dengan orang yang punya hobi? Ada orang yang hobinya mengumpulkan boneka-boneka barbie dan bangga akan hal itu. Apa lagi ketika ada orang yang mengetahui hobinya itu mulai memujinya. Yang namanya hobi cenderung membuat orang menjadi sombong.

Ibadah macam begini biasanya akan membuat orang jauh dari realitas. Bahkan, tingkah laku orang itu sering tidak mencerminkan bahwa dia seorang yang taat. Tengoklah catatan penulis Injil Markus: ”mereka menelan rumah janda-janda” (Mrk. 12-40).

Lebih gawat lagi, ketika mereka menjadikan ibadah sebagai topeng yang akan menutupi semua kejahatan mereka. Yesus menggunakan kalimat yang keras di sini: ”mereka mengelabui mata orang dengan mengucapkan doa yang panjang-panjang” (Mrk. 12:40).

Di lain pihak seorang janda, yang memberikan seluruh nafkahnya kepada Tuhan. Bagi janda tersebut, ibadah bukan hobi, pengisi waktu luang, atau sekadar pemuas emosi. Tidak. Bagi janda tersebut, ibadah merupakan laku diri. Manusia sejatinya, ya harus beribadah karena mereka adalah hamba Allah. Kalau manusia tidak mau beribadah, ya aneh. Sebab mereka mengingkari keberadaan mereka sebagai hamba Allah.

Dan sebagai hamba Allah, janda itu tidak membutuhkan pujian. Apa yang dilakukannya merupakan buah dari penghayatan dirinya sebagai hamba. Karena itulah, dia mempersembahkan apa yang dimilikinya. Mempersembahkan berarti memberi dalam sikap hati yang menyembah. Ini sungguh berbeda dengan golongan ahli Taurat tadi.

Mungkin saja, ada yang mencibir perbuatan janda itu. Bisa saja mereka berkata, ”Miskin, kok sombong!” Ya, bisa jadi ada orang yang berbuat demikian. Tetapi, sekali lagi, ibadah baginya bukan untuk mencari pujian. Bagi dia ibadah bukanlah hobi. Jadi, dia tidak merasa terluka seandainya ada orang yang mencemoohnya. Karena, sekali lagi, dia tidak mencari pujian.

Nah, kita termasuk golongan yang mana?

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home