Loading...
RELIGI
Penulis: Martahan Lumban Gaol 16:13 WIB | Rabu, 18 Maret 2015

Dubes Mesir: ISIS Musuh Muslim dan Tidak Mewakili Islam

Kelompok ekstremis menamakan Islamic State of Iraq and Syria. (Foto: AFP)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Duta Besar Mesir untuk Republik Indonesia Bahaa El Deen Bahgat Ibrahim Dessouki mengatakan kelompok teroris di Irak dan Suriah yang dikenal dengan sebutan Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) atau Islamic State (Negara Islam) adalah musuh bersama kaum muslim. Karena, menurut dia, apa yang dilakukan kelompok tersebut tidak mewakili Islam.

“Kelompok teroris di Irak dan Suriah yang banyak membunuhi warga tak berdosa, baik umat Islam atau bukan, tanpa perikemanusiaan itu musuh bersama seluruh kaum muslim, karena yang mereka lakukan itu sepenuhnya salah dan tak mewakili Islam,” kata Bahaa seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Rabu (18/3).

Menurut dia, dalam berbagai propagandanya, kelompok milisi fanatik garis keras itu sangat sadis, bahkan dalam batasan yang tidak bisa dibayangkan manusia beradab. Kata Bahaa, mereka menggorok leher dan membakar hidup-hidup tawanan telah cukup kerap didokumentasikan dan dipublikasikan secara terbuka oleh kelompok itu.

Dalam menumpas kelompok teroris yang telah membunuh puluhan warga Kristen Koptik Mesir di Libya itu, dia melanjutkan, pemerintahnya menerapkan dua pendekatan, yakni program deradikalisasi dan kekuatan militer.

“Pendekatan deradikalisasi yang melibatkan akademisi Universitas Al Azhar Mesir itu diambil karena kelompok teroris itu mendistorsi visi dan ajaran Islam yang penuh damai dengan menggunakan beberapa ayat Al Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW,” kata Dubes Mesir untuk RI itu.

“Langkah korektif yang melibatkan Universitas Al Azhar itu diambil untuk meluruskan pemikiran orang-orang yang tidak memahami Islam; sedangkan aksi militer Angkatan Bersenjata Mesir diambil untuk melemahkan mereka,” kata dia.

Diplomat yang sudah dua tahun bertugas di Indonesia ini mengatakan sebanyak 75 warga Mesir bergabung dengan kelompok teroris yang beroperasi di Irak, Suriah dan Libya ini. Ia juga mengimbau para pengelola media massa di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim agar menghentikan pengaitan dan pemakaian istilah Negara Islam untuk menyebut kelompok teroris di Irak dan Suriah.

“Cukup saja disebut kelompok teroris karena mereka itu memerangi muslim dan non-muslim dengan mendistorsi visi dan ajaran Islam,” kata dia

Sebab, menurut Bahaa, penamaan kelompok teroris yang beroperasi di Irak dan Suriah ISIS atau Negara Islam akan melanggengkan kesalahpahaman publik dunia tentang Islam.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home