Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 09:52 WIB | Senin, 30 Mei 2016

Duterte akan Bangun Kawasan Masyarakat Miskin

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (tengah) saat menjalani sesi wawancara setelah kampanye Pemilihan Presiden Filipina beberapa bulan lalu. (Foto: philstar.com).

MANILA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Filipina yang baru saja terpilih, Rodrigo Duterte, berencana  membangun zona ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat miskin dan untuk mempromosikan pembangunan di luar ibu kota Filipina, Manila.

“Saya berniat  menghabiskan sebagian besar uang untuk tahun ini untuk mengurangi kelaparan dan kemiskinan. Kemudian saya akan meminta para insinyur, saya akan mencari lahan, kita akan membangun eco-zones (kawasan ekonomi khusus masyarakat miskin, red),” kata Duterte, seperti yang dia kemukakan di Philippine Star, hari Minggu (29/5).

Duterte menjelaskan zona ekonomi akan berfungsi sebagai pusat perdagangan serta lokasi baru bagi penduduk miskin di  Manila, Filipina.

Duterte mengatakan warga zona ekonomi akan terjamin kerja dan akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. “Saya harus membangun sebuah lingkungan baru bagi masyarakat. Saya mencoba merealisasikan kehidupan yang layak bagi mereka di kawasan ini,” kata Duterte.

Selain itu, menurut Duterte, dia menjanjikan membangun rumah sakit, karena sebelum seseorang dikatakan sejahtera harus mendapat kesehatan maksimal terlebih dahulu.

Duterte mengatakan ia tidak akan lagi mengizinkan pembangunan pabrik baru di Manila.  “Saya harus menciptakan lebih banyak pekerjaan, tapi langkah awal yang terpenting adalah saya harus merelokasi mereka (orang miskin) di sisi lain saya harus membangun kegiatan ekonomi,” kata Duterte.

Duterte Coba Selaraskan Janji Saat Kampanye

Presiden berusia 71 tahun ini saat menjalani kampanye Pemilihan Presiden Filipina di kota Dagupan pada awal Maret 2016 pernah mengatakan bahwa dia akan membuat kebijakan yang pro terhadap rakyat miskin.

“Rumah sakit untuk rakyat miskin akan tersedia di sini (Dagupan, red),” kata Duterte seperti yang dia kemukakan saat kampanye, dan diberitakan kembali Rappler Philippines, awal Mei 2016.

Duterte memerinci janjinya tersebut dalam sebuah perintah yakni setiap rumah sakit yang tergolong kelas  menengah di seluruh Filipina setidaknya harus  menyediakan sepuluh sampai 20 tempat tidur bagi pasien berkemampuan ekonomi lemah, sementara rumah sakit yang tergolong mewah berkewajiban menyediakan 30 sampai 50  tempat tidur bagi pasien berkemampuan ekonomi lemah. “Jika anda tidak mampu membayar, maka saya yang akan membiayai biaya perawatan,” janji Duterte.

Selain di sektor kesehatan, Duterte saat berkampanye di wilayah lain di Filipina yakni menjanjikan Rp. 3,55 miliar bagi setiap provinsi di Filipina untuk membangun usaha kecil menengah. 

Selain masalah pro terhadap rakyat miskin, saat kampanye beberapa bulan lalu Duterte menekankan akan menyelaraskan pembangunan Filipina tidak hanya di ibu kota Manila.

“Anda semua tahu penduduk negara ini terdiri dari berbagai suku, ada Tausug, Maranao, Tagalog, Bicolano, Ilocano,” kata Duterte saat berkampanye di sebuah wilayah di Filipina beberapa waktu lalu.

 “Anda pasti tahu kebudayaan berbeda-beda setiap pulau, namun sebenarnya yang akan saya tekankan adalah kita dari tahun ke tahun bersatu sebagai warga Filipina yakni keselarasan pembangunan,” kata Duterte.

Duterte mengatakan jika pembangunan tidak merata di Filipina, akan timbul kesenjangan sosial ekonomi, dan mulai melakukan tindak kriminalitas.

Kesaksian Reporter Rappler tentang Sosok Duterte

Reporter Rappler Philippine, Pia Ranada, menceritakan saat dia mengikuti kampanye yang dilakukan Rodrigo Duterte di berbagai kota di Filipina.

“Sebagai seorang reporter yang meliput kampanye Rodrigo Duterte, saya mendengarkan sejumlah pidatonya. Saya pernah mendengar dia berbicara di depan pengusaha di (kota, red) Makati, kaum miskin perkotaan di (kota, red) Valenzuela, dan korban topan super Yolanda di Tacloban,” kata Pia seperti diberitakan  Rappler Philippines, awal Mei 2016.

Pia mengemukakan saat berkampanye, Duterte tidak terlalu terlihat sebagai sosok yang menyeramkan atau menyebalkan seperti Donald Trump di Amerika Serikat.

“Saya melihat di beberapa kota banyak peserta kampanye  yang tertawa, saya merasa heran apakah yang lucu dari pidatonya,” kata Pia.

Dalam pidato, kata Pia, Duterte tidak menyinggung masalah yang berkaitan dengan keamanan seperti ancaman organisasi ekstremis Abu Sayyaf, melainkan berulang kali Duterte membicarakan masalah yang erat dengan kehidupan sehari-hari seperti swafoto.

“Menurut saya tindakan selfie (mengambil gambar diri sendiri dengan telepon pintar, red) adalah tindakan  untuk orang-orang yang memiliki telepon pintar yang canggih, sedangkan bagaimana bila yang tidak punya,” kata Pia menirukan kalimat yang diucapkan Duterte dalam sebuah kampanye.     

Pia mengemukakan ada satu kesamaan dari setiap kampanye yang dilakukan Duterte di setiap kampanye, yakni walaupun inti dari yang dia bicarakan adalah hal yang sama namun warga di berbagai kota Filipina tetap antusias mengikuti karena Duterte tidak membaca teks, melainkan pidato mirip berdialog.

“Saya mencatat ada beberapa poin penting dalam pidatonya yakni perjuangannya melawan kejahatan, obat-obatan terlarang, dan korupsi,” kata Pia. (philstar.com/rappler.com).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home