Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 20:36 WIB | Rabu, 06 Mei 2015

Ekonom Ini Kritik Habis Menteri Kabinet Kerja

Tony Prasetiantono (berdiri). (Foto: Diah A.R)
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono menilai bahwa dalam 90 hari pertama kinerja dari para menteri yang tergabung dalam Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla belum terlihat. 
 
"Saya kira tiga bulan pertama kita masih agak punya harapan. Ada menteri loncat pagar. Tapi ya itu tidak cukup. Menteri tidak cukup hanya lompat pagar. Dia harus punya konsep, visi, passion. Pokoknya kalau tidak ada passion tidak akan bisa. Kerja keras saja tidak cukup. Kerja keras tapi tidak pintar malah nabrak nggak karuan," kata Tony dalam Seminar Economic and Business Outlook 2015: Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Tak Terhindarkan di Raffles Hotel Kuningan Jakarta Selatan, Rabu (6/5).
 
 Dia juga menyayangkan ada menteri yang menargetkan pertumbuhan ekspor naik sebanyak 300 persen dalam lima tahun. Tony menilai target tersebut terlalu berlebihan dan tidak masuk akal. 
 
"Itu ibaratnya orang naik mobil 1000 cc dia mengatakan saya akan mengalahkan Ferari. Karena dia tidak mengerti dikiranya Ferari dengan mobil 1000 cc itu ya sama-sama mobil, sama-sama bisa ngebut dan membayangkan seperti di film Fast and Furious 7. Tapi itu kan film."
 
Dalam seminar tersebut dia juga mengkritik Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil yang menargetkan pertambahan pendapatan melalui pajak naik 30 persen. Tapi, lanjut dia, secara teori semakin kencang pajak ditarik semakin berkurang disposable income maka gairah belanja juga bisa berkurang.
 
Oleh karena itu, dia menyarankan Jokowi untuk mengganti atau menggeser (reshuffle) menteri-menteri khususnya menteri bidang ekonomi dan menggantinya dengan orang yang lebih berpengalaman dan kompeten dengan bidangnya.
 
"Kita harus merebut pasar dengan menteri yang tepat. Salah satu cara melihat menteri itu tidak kompeten adalah dengan melontarkan angka-angka target yang tidak masuk akal. Menurut saya, menteri perdagangan dan perindustrian berada di posisi yang paling sulit. Mereka itu seharusnya berada di satu kementerian karena saling berkaitan. Mencari figur memang tidak gampang."

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home