Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:47 WIB | Senin, 21 November 2016

Ekspor Teh RI Anjlok 17,21 Persen

Ekspor Teh RI Anjlok 17,21 Persen
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Dody Edward menyampaikan kata pembukaan Forum Ekspor 2016 dengan tema "Peran Komoditi Teh Indonesia di Era Persaingan Global" di Ballroom Hotel Borodur, Jakarta, hari Senin (21/11). (Foto-foto: Melki Pangaribuan)
Ekspor Teh RI Anjlok 17,21 Persen
Suasana Forum Ekspor 2016.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat nilai ekspor teh Indonesia pada periode bulan Januari-September tahun 2016 mencapai sekitar US$ 86,35 juta atau sekitar Rp 1,15 triliun, mengalami penurunan sebesar 17,21 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2015 yang mencapai US$ 104,30 juta.

Sementara pada tahun 2015 total nilai ekspor teh Indonesia sebesar US$ 128,4 juta dengan total volume ekspor mencapai sekitar 62,70 juta ton.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Dody Edward menjelaskan penurunan ekspor teh tersebut dalam pembukaan Forum Ekspor 2016 dengan tema "Peran Komoditi Teh Indonesia di Era Persaingan Global" di Ballroom Hotel Borodur, Jakarta, hari Senin (21/11). 

Menurut Dody, penurunan ekspor teh dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Berdasarkan rilis Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi dunia direvisi menjadi 2,4 persen dari yang diproyeksikan sebelumnya sebesar 2,9 persen.

“Pada 2016 dan 2017 kita dihadapkan pada masa yang sulit,” kata Dody.

“Kemudian juga dari WTO juga menurunkan targetnya yaitu menjadi sebesar 1,7 persen dari semula 2,8 persen,” dia menambahkan.

Dody mengakui proyeksi konsumsi teh global dalam satu dekade ini akan tumbuh sebesar tiga persen setiap tahunnya. Namun hasil produksi teh Indonesia saat ini masih dihadapkan oleh beberapa kendala, sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan dunia tersebut.

“Tadi disebutkan kita masih mengalami penurunan, hal ini salah satunya adalah ditandai penurunan areal (perkebunan) teh itu sendiri, kemudian kenaikan biaya produksi, mutu teh juga masih belum memenuhi standar yang diinginkan oleh pasar maupun juga standar SNI (Standar Nasional Indonesia),” kata dia.

Selain itu kendala lainnya, “mesin dan peralatan yang dalam kapasitas idle dan juga mungkin mesin-mesin yang masih belum modern, serta harga teh di tingkat petani yang masih rendah, dan ini semuanya tentunya akan berdampak kepada tata niaga teh secara keseluruhan.”

Meningkatkan Nilai dan Volume Ekspor Teh

Di lain pihak ekspor teh Indonesia pada umumnya masih bergantung pada ekspor teh produk primer sehingga nilai tambah masih belum maksimal. Menurut dia, hal ini akan berpengaruh pada industri hilirnya.

“Dalam kaitan ini kontribusi ekspor produk hilir kita tentunya perlu kita tingkatkan karena pada saat ini masih kecil sekali dan masih sekitar enam persen dari total ekspor teh nasional,” katanya.

Bagi Indonesia teh menjadi salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai peran strategis dalam program perekonomian nasional. Industri teh Indonesia merupakan terbesar ketujuh di dunia setelah Tiongkok, India, Kenya, Sri Lanka dan Vietnam.

Adapun 10 negara tujuan ekspor Indonesia antara lain ke Rusia, Malaysia, Pakistan, Australia, Jerman, RRT, Amerika Serikat, Polandia, Taiwan dan Inggris.

Dalam kesempatan itu, Dody berharap melalui forum ekspor yang diselenggarakan tersebut semua pihak dapat mencapai sinergi yang kuat, menumbuhkan solusi bersama dalam rangka meningkatkan nilai maupun volume ekspor teh Indonesia.

“Sehingga peran community teh Indonesia di pasar global semakin besar dan tentunya pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan para petani kita,” lanjutnya.

Forum Ekspor 2016 ini dihadiri kurang lebih 350 orang yang terdiri dari berbagai unsur antara lain dari instansi pemerintah, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Pusat Statistik, para duta besar negara sahabat, khususnya negara tujuan ekspor teh Indonesia dan perwakilan Uni Eropa, perwakilan perbankan nasional, lembaga pembiayaan ekspor, para akademisi, asosiasi teh Indonesia, lembaga kliring bursa komoditi, dan para pelaku usaha teh.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home