Loading...
EKONOMI
Penulis: Wiwin Wirwidya Hendra 08:39 WIB | Senin, 03 Juni 2013

Emil Salim: Waspada Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi Regional

Pakar ekonomi yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Ekonomi RI, Emil Salim. (dok. KLHS)

JAKARTA, SATUHARAPAN,COM - Laju pertumbuhan ekonomi Asia tercatat sebesar 9,4 persen dan jumlah ekspor sebesar 11,4 persen per tahun dengan cadangan devisa mencapai 3,6 trilyun dolar AS. Perolehan ini telah menjadikan Asia sebagai lahan dengan pertumbuhan ekonomi terbaik abad ini.

Namun, di tengah kemajuan pesat Asia terutama di China dan India yang tercatat mendominasi perekonomian, Asia menghadapi ketimpangan yang berpotensi melumpuhkan kohesi sosial dan stabilitas politik. Salah satu contohnya adalah terjadinya ketimpangan ekonomi antara kawasan dalam satu negara.

"Disparitas yang membesar berpotensi mendestabilisasi kawasan. Beberapa contohnya adalah seperti antara China bagian Barat dengan China bagian Timur. India bagian selatan maju, India bagian utara tidak. Pilipina bagian utara maju, Philipina bagian selatan tidak. Indonesia bagian barat maju sementara Indonesia bagian timur tidak," kata Prof. Dr. Emil Salim pada hari Sabtu (1/6) di Hotel Borobudur Jakarta.

Pernyataan tersebut diutarakan mantan Menteri Ekonomi ini dalam seminar bertema "Asia sebagai Pusat Peradaban dan Pembangunan Ekonomi: Di Mana Posisi Indonesia?". Acara seminar yang diadakan Asosiasi Profesor Indonesia (API) itu merupakan rangkaian seminar sehari dengan mengambil tema besar "Asia sebagai Pusat Peradaban dan Pembangunan Dunia: Di Mana Posisi Indonesia?".

Ia menambahkan, ada ancaman ke negara-negara Asia masuk middle income trap, yaitu persaingan dalam perkembangan pembangunan yang mengakibatkan perebutan sumber daya alam.

Misalnya, China merebut tanah alam Indonesia, untuk kemudian mengeksploitasi alam. Tetapi sebaliknya China ekspor buah-buahan ke Indonesia juga sehingga mengancam kelestarian alam Indonesia. Global warming dan perubahan iklim mengancam ketersediaan pangan. Akhirnya, good governance dibutuhkan kapasitasnya  untuk menanggapi masalah-masalah itu.

Sebanyak 80 persen penduduk Indonesia berada di Jawa Sumatera Bali dijadikan episentrum politik. Nilai tukar di kota lebih baik daripada di desa. Terjadi perbedaan pertumbuhan antara Indonesia barat dengan timur.

Daerah sepanjang Selat Malaka, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Sulawesi, Laut China Selatan dalam bentuk kurva huruf ‘U’ merupakan daerah yang berkembang.

Hal ini juga merupakan disparitas regional Indonesia menurut Prof. Dr. Emil Salim, yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home