Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:24 WIB | Jumat, 23 September 2016

Empat Distrik di Jayapura Berpotensi Banjir

Ilustrasi warga mengamankan perabot rumah tangga saat banjir menggenangi permukiman di Kampung Sewu, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Minggu (19/6/2016). (Foto: Dok.satuharapan.com/ Antara)

JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM  - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura, memprediksi empat distrik di kota Jayapura berpotensi terjadi banjir, yaitu Jayapura Selatan, Kotaraja, Abepura, dan Heram.

Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah V Jayapura,  Darmawan, di Jayapura, Jumat (23/9), mengatakan potensi banjir itu dikarenakan telah terjadi hujan sedang hingga lebat sejak pukul 06.30 Waktu Indonesia Timur hingga berita ini diturunkan.

"Hal ini berdasarkan monitoring musim hujan dasarian II September 2016 di Provinsi Papua, dengan Kota Jayapura sudah masuk dalam kategori musim hujan," katanya lagi.

Menurut Darmawan, selain Kota Jayapura, Kabupaten Keerom bagian utara dan Kabupaten Jayapura bagian timur laut juga sudah masuk dalam musim hujan.

"Curah hujan dasarian I Jayapura adalah 80 milimeter dengan sifat hujan 155 persen, sedangkan pada dasarian II mencapai 197 mm dengan sifat hujan 345 persen," katanya lagi.

Dia mengatakan,  hujan sedang-lebat yang terjadi di kota Jayapura, juga terjadi di wilayah Keerom dan sekitarnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jayapura Bernard Lamia secara terpisah mengakui, hujan deras yang melanda Kota Jayapura dan sekitarnya mengakibatkan luapan air hingga ke badan jalan khususnya di sekitar Kotaraja.

Selain itu, juga dilaporkan ada longsor di Km 9, namun tidak ada korban jiwa atau kerugian harta benda.

12 Kecamatan di Kalimantan Selatan Rawan Banjir

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabalong, Kalimantan Selatan, Alfian mengatakan 12 kecamatan di wilayah ini rawan bencana banjir dan longsor.

"Semua wilayah di Kabupaten Tabalong rawan bencana banjir dan longsor khususnya di selatan yang merupakan daerah bantaran Sungai Tabalong dan lebih rendah dibanding wilayah utara," kata Alfian di Tanjung, Jumat (23/9).

Di wilayah utara Tabalong, meski merupakan dataran tinggi namun bencana banjir kerap terjadi seperti yang terjadi belum lama ini di Desa Taratau Kecamatan Jaro dan Desa Ribang Kecamatan Muara Uya.

Biasanya, banjir yang melanda di wilayah utara tidak terlalu lama dibanding desa yang berada di bantaran Sungai Tabalong.

Sebelumnya, Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, Dr Ir Syarifudin Kadir MSi mengatakan, sekitar 25.758 hektare lahan di Tabalong rawan banjir, karena pemanfaatannya tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan.

Selanjutnya sekitar 1.216 hektare masuk daerah sangat rawan banjir dan tercatat ada 76 lokasi banjir di `Bumi Saraba Kawa` ini dari total luas lahan sekitar 354.734 hektare.

"Bencana banjir di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Negara Kalimantan Selatan bagian hilir, tercatat ada 76 lokasi di wilayah Tabalong dan 149 lokasi masuk Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU)," kata Syarifuddin. (Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home