Festival Hidden Park Mengembalikan Kembali Fungsi RTH

Festival Hidden Park kembali digelar dengan berbagai kegiatan kreatif dan interaktif dari sejumlah komunitas di Jakarta yang menggunakan taman kota sebagai medianya dengan tujuan untuk mengembalikan kembali fungsi taman kota sebagai bagian dari ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta. Acara seperti menggambar, mengenal lingkungan, outdoor library dan sebagainya digelar selama dua hari dari Sabtu (6/9) sampai hari ini Minggu (7/9) mulai dari pukul 10.00 WIB sampai 16.00 WIB di Taman Tanjung, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (7/9) (Foto-foto: Dedy Istanto).

Suasana festival Hidden Park yang digelar di Taman Tanjung, Jakarta diramaikan dengan para keluarga yang membawa anak-anaknya untuk ikut bermain dari jenis permainan yang telah disediakan oleh panitia.

Salah satu keluarga saat sedang mengikuti salah satu permainan tentang mengenal lingkungan kita yang digelar di Taman Tanjung Jakarta Selatan.

Seorang anak kecil tampak serius membaca di outdoor library yang disediakan oleh panitia di acara Hidden Park Taman Tanjung Jakarta Selatan.

Salah satu peserta anak-anak saat serius mengamati informasi tentang lingkungan yang terpasang di sekitar Taman Tanjung dalam acara Hidden Park yang digelar hari ini.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Festival Hidden Park kembali digelar di Taman Kota Tanjung, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (7/9). Festival yang diikuti oleh berbagai komunitas tersebut diisi dengan berbagai kegiatan kreatif dan interaktif yang menggunakan taman kota sebagai medianya.

Acara Hidden Park berlangsung selama dua hari sejak kemarin, Sabtu (6/9) sampai dengan hari ini yang diisi dengan berbagai kegiatan seperti menggambar, mengenal lingkungan serta outdoor library, park hunt growing up green dan berbagai kegiatan lainya digelar mulai dari pukul 10.00 sampai dengan 16.00 WIB.

Festival Hidden Park merupakan suatu kampanye untuk mensosialisasikan keberadaan taman kota sebagai media ruang publiknya yang diisi dengan berbagai kegiatan kreatif agar dapat tercipta interaksi terhadap ruang terbuka hijau (RTH).

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja