Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 07:18 WIB | Rabu, 24 Agustus 2016

Festival Kesenian Yogyakarta ke-28 Dibuka

Festival Kesenian Yogyakarta ke-28 Dibuka
Perform tari dari Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja dalam Pawai Jalanan FKY 28 di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Selasa (23/8). (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Festival Kesenian Yogyakarta ke-28 Dibuka
Pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta ke-28 di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Selasa (23/8). (ka-ki): Ishadi Sahida (ketua umum FKY 28), Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwana X, Umar Priyono (Kepala Dinas Kebudayaan DIY), Endang Caturwati (Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI)
Festival Kesenian Yogyakarta ke-28 Dibuka
Kontingen dari Kabupaten Gianyar - Bali dalam Pawai Jalanan FKY 28.
Festival Kesenian Yogyakarta ke-28 Dibuka
Setiawan Sahli (Kepala Bidang Seni Tradisi dan Film, Dinas Kebudayaan DIY) bersama ketiga ketua panitia FKY 28 membuka Pasar Seni FKY di Taman Kuliner Condongcatur-Sleman, Selasa (23/8) malam.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tiga puluh delapan kontingen kesenian dari berbagai wilayah di Indonesia dan Yogyakarta meramaikan Pawai Jalanan FKY mengawal pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta ke-28 di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta.

Setelah diawali dengan sambutan oleh ketua umum FKY 28 Ishari Sahida, dilanjutkan sambutan Kepala Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta Umar Priyono, dan sambutan dari Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Endang Caturwati, FKY 28 yang mengusung tema Masa Depan, Hari Ini Dulu dibuka secara resmi oleh Gubernur DI Yogyakarta Sri Sutan Hamengku Buwana X dengan peniupan 1.000 terompet secara bersama.

Dalam sambutannya Gubernur DI Yogyakarta Sri Sutan Hamengku Buwana X menandaskan bahwa kekuatan Yogyakarta terletak pada seniman kreatif yang mampu menggerakkan sektor ekonomi kreatif yang sarat modal talenta dan kaya otak yang penuh isi ide dan kreativitas.

"Masa lalu adalah kenangan dan pembelajaran. Masa depan adalah harapan dan misteri. Masa kini adalah perjuangan untuk esok yang lebih baik, karena masa depan tergantung usaha di masa kini bukan masa silam yang tidak bisa direka ulang kembali. Perjuangan itu bisa dengan kebudayaan sebagai titik tolak dan acuan karena kebudayaan tidak berkutat pada nilai dan artefak saja tetapi menjangkau totalitas seluruh kehidupan. Ketika kita jenuh melihat berbagai macam rekayasa jalan yang bijak adalah menyelam ke dalam danau kebudayaan," kata Sri Sultan HB X dalam sambutannya.

Setelah peniupan terompet sebagai tanda dibukanya FKY Pawai Jalanan FKY 28 dimulai dengan pementasan Tari Golek Menak Putri karya Sri Sultan Hamengku Buwana IX yang dibawakan oleh oleh Kemincis Art Dance dilanjutkan pawai yang diikuti oleh sekira 38 kontingen dengan mengambil rute Taman Parkir Abu Bakar Ali-Jl. Malioboro-Jl. Senopati-Jl. Sriwedani dan berakhir di pelataran Taman Budaya Yogyakarta.

Pada malam hari di Taman Kuliner Condongcatur Sleman dibuka Pasar Seni FKY dengan perform tari Sembah Pembuka oleh Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja, tari Sintren oleh Komunitas Ayo Menari, serta orkes Tresnawara pimpinan Imoeng Mulyadi. Pasar Seni FKY dibuka oleh Kepala Bidang Seni Tradisi dan Film, Dinas Kebudayaan DIY Setiawan Sahli dengan pemukulan bende bersama para ketua FKY 28.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home