Loading...
DUNIA
Penulis: Kaviel Alawy 16:13 WIB | Kamis, 25 Agustus 2016

Gara-gara Teks Arab, Kakak Beradik Muslim Diusir dari Pesawat

Dari kiri ke kanan: Maryam, Ali dan Sakina merasa 'malu' setelah diinterogasi di depan umum (Foto: Sakina Dharas)

INGGRIS, SATUHARAPAN.COM - Tiga kakak beradik Muslim diusir dari pesawat setelah kedapatan setelan ponsel pintar mereka berbahasa Arab. Pihak maskapai bahkan menuduh mereka adalah anggota kelompok ekstremis ISIS.

Sakina Dharas (24), Maryam (19), dan Ali (21) saat itu sedang ikut penerbangan EasyJet pada 17 Agustus dari London ke Naples, salah satu kota di Italia.

Menurut cerita Sakina, pihak maskapai meminta kakak beradik itu turun dari pesawat sesaat sebelum lepas landas. Mereka dikawal untuk turun sampai akhirnya bertemu dengan polisi dan agen MI5 untuk diinterogasi selama satu jam.

Sebelumnya, dua penumpang lainnya telah lebih dulu melaporkan ke pihak maskapai tentang layar ponsel pintar mereka yang menampilkan teks Arab.

“Penumpang lain yang satu penerbangan dengan kalian telah mengklaim bahwa kalian adalah anggota ISIS,” kata MI5 kepada mereka, menurut cerita Sakina.

“Kami tidak punya apapun di telepon genggam kami. Kami bahkan tidak berbicara bahasa Arab, kami orang India asli.”

Sakina menambahkan bahwa saudaranya tidak sedang menggunakan smartphonenya saat dalam penerbangan. Satu-satunya yang berbau Arab hanya aplikasi Al-Quran itu pun tidak sedang dibuka oleh mereka saat di bandara.

Adiknya Maryam memang sedang menggunakan ponsel pintar, itu pun juga untuk mengirimi pesan untuk ayahnya di Uganda lewat aplikasi pesan Whatsapp.

Selama masa interogasi, Sakina diminta untuk menjelaskan secara rinci tentang berbagai stempel masuk yang tertera di paspor mereka. Sakina dan Ali mempunyai stempel Irak karena mereka ikut menggalang dana untuk korban ISIS di Irak.

Ia juga menunjukan beberapa percakapan terbaru di WhatsApp-nya. Mereka juga ditanyai tentang hal mengenai kehidupan pribadi seperti alamat rumah, alamat kantor, catatan media sosial dan profesi orang tua.

Setelah memverifikasi semua informasi, agen MI5 mengizinkan mereka untuk kembali ke pesawat dan melanjutkan penerbangan mereka yang sebelumnya tertunda.

Pihak maskapai juga sudah meminta maaf tentang peristiwa yang kurang mengenakan ini. Meskipun begitu, peristiwa itu membuat mereka trauma dan tidak akan bisa terlupakan.

Sebelumnya, pada tanggal 6 April seorang mahasiswa juga diusir dari penerbangan Southwest Airlines setelah kedapatan berbahasa Arab di bandara London.

Orang muslim di seluruh dunia semakin mengalami diskriminasi dan menjadi korban “pengelompokan rasial” karena padangan orang-orang tentang Islam yang bercampur dengan “terorisme”. (aljazeera)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home