Loading...
EDITORIAL
Penulis: Redaksi Editorial 17:00 WIB | Rabu, 07 Oktober 2015

Gema Perdamaian: dari Oslo Sampai Ambon

 SATUHARAPAN.COM – Masyarakat dunia tengah berspekulasi, siapa yang pada hari Jumat (9/10) mendatang akan dinyatakan sebagai pemenang hadiah Nobel Perdamaian. Sepekan belakangan telah muncul berbagai spekulasi tetang nama yang bakal dikumandangkan dari Oslo, Norwegia. Sementara pemenang Nobel bidang lain mulai diumumkan dari Stockholm, Swedia.

Mereka yang menekankan pada sikap dan kerja kemanusiaan terkait krisis pengungsi ke Eropa dari negara bersimbah darah oleh konflik, menyebut nama Kanselir Jerman, Angela Merkel, atau seorang imam dari Eritrea, Mussie Zerai, yang membuka tangan bagi pengungsi.

Sementara yang melihat ancaman perdamaian dari senjata nuklir, menyebut Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, dan Menlu Iran, Javad Zarif, berperan signifikan dalam pencapaian perundingan nuklir Iran. Dan menyebut keduanya sebagai kandidat penerima hadiah Nobel Perdamaian.

Nama lain yang disebutkan adalah Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos, dan pemimpin kelompok pemberontak FARC, Timoleon Jimenez, yang telah menyepakati perdamaian di negeri yang dilanda perang lebih dari setengah abad itu.

Menyebut Indonesia

Di antara nama-nama itu tidak ada yang bersinggungan dengan Indonesia. Sejauh berkaitan dengan hadiah Nobel, Indonesia hanya pernah disebut ketika Jose Ramos Horta dan Carlos Filipe Ximenes Belo, dari Timor Timur (ketika itu provinsi ke-27 Indonesia) memenangi hadiah tersebut pada tahun 1996.

Selain itu, mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari, pendiri Crisis Management Center, sempat disebut berpeluang mendapat hadiah nobel perdamaian karena peranannya dalam perundingan antara pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2005.

Namun demikian, ada hal yang patut dicatat apa yang tengah terjadi di Ambon, Maluku, ketika bicara tentang perdamaian pada pekan ini. Di sana tengah berlangsung Pesta Paduan Suara gerejawi (Pesparawi) tingkat nasional.

Di tengah suasana berkompetisi dan sekaligus memuji Tuhan Sang Raja Damai, mereka mempraktikkan cara hidup yang damai secara nyata. Dan ini tampak sekali sebagai kerinduan yang mendalam bagi masyarakat setelah wilayah itu dilanda konflik sektarian yang sangat mengerikan dalam beberapa tahun sejak 1999, dan terus berjuang untuk pemulihan.

Damai di Ambon

Ribuan anggota kontingen paduan suara dari berbagai kategori datang ke Ambon dari setiap provinsi di Indonesia. Dan mereka tidak ada yang mengindap di hotel, melainkan di rumah-rumah penduduk. Dan yang mengharukan adalah warga Muslim di Ambon juga menerima mereka dan menyediakan rumahnya untuk tamu-tamu Pesparawi yang Kristen.

Maka sangat penting bahwa Presiden Joko Widodo mengkhususkan untuk datang di acara pembukaan. Bahkan kedatangannya ini juga dikuatkan oleh permintaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku. Pihak panitia juga menyebutkan bahwa Menteri Agama memberikan dukungan yang kuat untuk penyelenggaraan ajang pesta paduan suara ini dalam suasana mendorong perdamaian.

Pada acara pembukaan berbagai acara juga melibatkan peran dan partisipasi warga Muslim. Bahkan Gubernur Banten, Rano Karno, sebagai ketua kontingen Banten, memilih tinggal di Pastori Jemaat Sinar di Kuda mati, Ambon. Dan suasana Pesparawi ini dalam perjumpaan dengabn keragaman mencerminkan tekad kuat masyarakat di sana dan peserta untuk membangun kehidupan dalam perdamaian.

Pidato Jokowi mengajak  agar ‘’hidup kita berbuah’’, maka kerja untuk perdamaian tidaklah harus berbuah dengan disebut sebagai penerima Nobel Perdamaian, bahkan sekadar sebagai kandidat dalam pembicaraan spekulatif. Justru buah kerja itu yang terpenting adalah perdamaian tumbuh subur di Ambon.

Beberapa hari lagi akan ada sorak-sorai dan kemeriahan di kalangan yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian. Bagi kita di Indonesia jauh lebih penting berharap agar di Ambon setiap individu merasakan sejatinya perdamaian, dan Pesparawi  2015 ini menjadi wahana menjadikan perdamaian berbuah dalam kehidupan.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home