Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 18:56 WIB | Kamis, 04 Juli 2013

Gemak Puawa si Poliandri

Burung Gemak (foto: arkive.org)

SATUHARAPAN.COM - Burung gemak ini termasuk dalam suku Turnicidae yang berukuran mungil, berekor pendek, dan umumnya bertubuh gempal. Penampakannya mirip burung puyuh dari suku Phasianidae, tetapi tidak mempunyai jari belakang.

Yang agak lain dari burung ini adalah mempunyai peranan berbiak terbalik pada kedua jenis kelamin. Betina sering kawin dengan beberapa jantan, kemudian meninggalkannya untuk mengerami telur dan mengasuh anaknya.

Jika pada kebanyakan burung yang jantan biasanya memiliki warna yang cerah dan indah, sedangkan yang betina biasanya tampil dengan warna kusam untuk penyamaran. Namun pada gemak endemik daerah Sumba yang betina justru berwarna lebih terang dan lebih agresif dalam mempertahankan daerah kekuasaannya, dibandingkan yang jantan.

Gemak puawa hanya terdapat di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, dan persebarannya tidak merata tetapi cukup umum dijumpai di beberapa tempat. Biasa dijumpai pada saat panen jagung. Menghuni padang rumput kering dan semak, kadang-kadang di mosaik sampai pada ketinggian 220 meter dari permukaan laut.

Namun agak jarang ditemukan di daerah perladangan. Ancaman utama terhadap burung ini adalah pembakaran dan pembukaan lahan yang menjadi habitatnya. Keadaan ini menjadi dilematis, sebab, pembukaan lahan sebenarnya akan meningkatkan terbentuknya padang rumput baru yang merupakan habitat yang disukai jenis ini.

Namun demikian beberapa survei yang dilakukan di padang rumput buatan ini tidak pernah menemukan jenis ini. Mungkin saja kegiatan penggembalaan dan pembakaran hutan bukan faktor yang penting, sehingga burung ini tidak banyak ditemukan di padang rumput bekas pembukaan lahan.

Kompetisi dalam mencari makanan dengan jenis lainnya, tampaknya merupakan masalah utama. Bukti bukti terakhir dari berbagai survei dan penelitian menyebutkan bahwa burung (Turnix everetti) ini juga ditangkap untuk dikonsumsi dagingnya. Populasinya di alam kini diperkirakan hanya 2.500 10.000 ekor dan ada kecenderungan terus menurun. Status konservasinya adalah rentan terhadap kepunahan.

Sumber: Birdlife Indonesia


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home