Loading...
INDONESIA
Penulis: Reporter Satuharapan 10:52 WIB | Selasa, 14 Agustus 2018

Gempa Lombok: 436 Meninggal, Kerugian Ekonomi Lebih 5 Triliun

Ilustrasi. Presiden Joko Widodo bersama korban gempa bumi yang melanda Lombok, di pengungsian. (Foto: setpres/setkab)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Jumlah korban gempa 7 SR yang mengguncang wilayah Nusa Tenggara Barat dan Bali terus bertambah. Tercatat hingga Senin (13/8/2018), dampak gempa 7 SR menyebabkan 436 orang meninggal dunia. Sebaran korban meninggal dunia adalah di Kabupaten Lombok Utara 374 orang, Lombok Barat 37 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 12 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan Kota Denpasar 2 orang.

Jumlah 436 orang meninggal dunia tersebut, seperti dilaporkan Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang dilansir bnpb.go.id, adalah korban yang sudah terdata oleh kepala desa dan babinsa. Korban yang sudah terverifikasi dan ada surat kematian di Dinas Dukcapil tercatat 259 orang. Sisanya dalam proses administrasi di Dinas Dukcapil masing-masing kabupaten. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh saat gempa.

Korban luka-luka tercatat 1.353 orang, sebanyak 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan. Korban luka-luka paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang. Lombok Utara adalah daerah yang paling terdampak gempa karena berdekatan dengan pusat gempa 7 SR.

Sementara itu, jumlah pengungsi sering berubah. Hal ini disebabkan banyak pengungsi pada siang hari kembali ke rumahnya atau bekerja di kebunnya. Pada malam mereka kembali ke pengungsian. Adanya juga pengungsi yang sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

Berdasarkan data dari Posko Tanggap Gempa Lombok pada Senin (13/8/2018), pengungsi tercatat 352.793 orang. Sebaran pengungsi terdapat di Kabupaten Lombok Utara 137.182 orang, Lombok Barat 118.818 orang, Lombok Timur 78.368 orang, dan Kota Mataram 18.368 orang.

Secara umum pengungsi yang mengungsi di lapangan atau lahan terbuka mendirikan tenta bantuan dari BNPB, TNI, Polri, Kemensos, Kementerian PU Pera, Pemda, NGO, dan lainnya. Pendataan pengungsi terus dilakukan. Pengungsi kembali ke tenda penampungan rata-rata pada sore atau malam hari.

Kebutuhan Mendesak

Evakuasi korban yang tertimbun bangungan runtuh dan longsor masih dilakukan oleh Tim SAR gabungan. Distribusi bantuan logistik ke pengungsi juga terus dilanjutkan ke seluruh pelosok daerah yang terdampak gempa. Bantuan air bersih dilakukan dengan tanki air. Bak-bak penampungan air dan hidran umum di pengungsian terus ditambah.

Kendala yang dihadapi dalam distribusi logistik adalah banyaknya akses jalan yang rusak. Minimnya transportasi  bantuan logistik untuk disalurkan ke pengungsi yang berada di perbukitan karena jalur tersebut sempit dan banyak kendaraan lalu lalang. Untuk mengatasi itu, tiga helikopter dari BNPB, TNI, dan Basarnas digunakan untuk distribusi bantuan ke daerah terisolir.

Kebutuhan mendesak hingga saat ini adalah tenda, selimut, makanan siap saji, terpal alas tidur, MCK, air bersih, perbaikan jaringan komunikasi, penerangan atau listrik, kendaraan untuk distribusi logistik, dan kebutuhan dasar sehari-hari.

Kerugian Ekonomi

Dampak kerugian ekonomi akibat gempa di Nusa Tenggara Barat sangat besar. Kedeputian Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB terus menghitung kerusakan dan kerugian akibat gempabumi di NTB, baik gempa 6,4 SR pada Minggu (29/7/2018) maupun gempa 7 SR pada Minggu (5/8/2018). Hasil sementara hitung cepat kerusakan dan kerugian akibat gempa di NTB mencapai lebih dari 5,04 triliun rupiah. Angka ini sementara, hanya berdasarkan basis data pada Kamis (9/8/2018). Dipastikan dampak ekonomi lebih dari 5,04 triliun nantinya.

Kerusakan dan kerugian lebih dari 5,04 triliun rupiah tersebut berasal dari sektor permukiman 3,82 triliun rupiah, infrastruktur 7,5 miliar rupiah, ekonomi produktif 432,7 miliar rupiah, sosial budaya 716,5 miliar rupiah, dan lintas sektor 61,9 miliar rupiah. Kerusakan dan kerugian  terbanyak adalah sektor permukiman, puluhan ribu rumah penduduk rusak berat, bahkan banyak yang rata tanah.

Secara wilayah, kerusakan dan kerugian akibat gempa di NTB paling banyak adalah di Kabupaten Lombok Utara yang mencapai lebih dari 2,7 triliun rupiah. Sedangkan di Kabupaten Lombok Barat mencapai lebih dari 1,5 triliun rupiah, Lombok Timur 417,3 miliar rupiah, Lombok Tengah 174,4 miliar rupiah dan Kota Mataram 242,1 miliar rupiah. Dampak kerusakan dan kerugian ekonomi di Bali masih dilakukan perhitungan.

BNPB masih terus mendata dan melakukan perhitungan ekonomi dampak gempa. (bnpb.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home