Loading...
BUDAYA
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 06:53 WIB | Senin, 24 Oktober 2016

Generasi Kelima Desainer IFF Siap Gebrak JFW 2017

Generasi kelima IFF yang siap meramaikan gelaran JFW 2017. (Foto: Febriana Dyah Hardiyanti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Generasi kelima fashion designer Indonesia Fashion Forward (IFF) siap menggebrak pergelaran fashion tahunan, Jakarta Fashion Week (JFW) 2017, yakni dengan target menembus pasar global.

Pada tahun 2016 ini, lima label yang terpilih dan masuk program IFF generasi kelima adalah Rani Hatta (modest wear category), Paulina Katarina (premium wear category), Bateeq (premium wear category), Day and Night (quirky wear category), dan Byo (accessories category).

“Melalui program IFF, kemampuan para desainer yang sudah memperkuat industri mode Indonesia ditingkatkan untuk dapat menembus pasar global dan memikat buyer internasional. Ke depan, diharapkan bisa mencapai mancanegara seperti di Eropa. Tak hanya di middle east,” ujar Fashion Designer Major MinorAri Seputra, dalam konferensi pers, di Jakarta, hari Minggu (23/10).

IFF merupakan bentuk kekonsistenan JFW dalam mengembangkan kapasitas desainer muda Indonesia yang bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan British Council sejak tahun 2012. IFF sebagai aset penting bagi industri mode Indonesia, karena menampilkan bakat generasi baru sekaligus menunjukkan kebangkitan industri kreatif lokal.

Hingga saat ini, tak kurang dari 40 label dan desainer yang telah terpilih masuk dalam program IFF setelah melalui proses seleksi dan kurasi yang ketat. Label-label dan para desainer  yang tergabung dalam IFF antara lain ialah Major Minor, Tex Saverio, Yosafat Dwi Kurniawan, Dian Pelangi, Albert Yanuar, Patrick Owen, Toton, Peggy Hartanto, Jii by Gloria Agatha, Billy Tjong, Norma Hauri, I.K.Y.K, dan Jenahara.

Kesuksesan dan pesatnya perkembangan bisnis para desainer lulusan IFF membuat para mitra dari dalam negeri dan luar negeri semakin antusias melakukan kolaborasi.

“Berkembangnya potensi inovasi, kapasitas bisnis, serta keberanian para desainer mengedepankan label mereka sehingga mampu bersaing di pasar internasional harus diakui merupakan buah binaan yang terasa manis bagi dunia fashion Indonesia. Dan industri mode sebagai bagian dari ekonomi kreatif memegang peranan yang semakin penting dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Industri ini telah menjadi pencipta nilai tambah, pencipta lapangan pekerjaan, juga sebagai penyumbang devisa,” tutur Ketua Bekraf, Triawan Munaf, dalam kesempatan yang sama.

Profil Generasi Kelima IFF

Rani Hatta adalah lulusan Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budihardjo (LPTBSB) tahun 2012, dan sebagai salah satu siswa terbaik. Ia mendirikan label modest wear Rani Hatta pada tahun 2013, dan sejak saat itu menghadirkan pakaian ready to wear dengan desain minimalis dan modern. Pada bulan Maret 2016 lalu, Rani mewakili Indonesia di ajang fashion kelas dunia, yaitu Bangkok International Fashion Fair dan Bangkok International Leather Fair 2016 di Thailand.

Paulina Katarina adalah label busana perempuan asal Bali yang diluncurkan pada tahun 2012. Duo desainer kakak beradik, Surya Paulina Kuhn dan Ratna Katarina Kuhn menghadirkan busana dengan desain feminin dan potongan kasual yang pas untuk acara semi formal ataupun santai. Koleksi busana Paulina Katarina bisa didapatkan di berbagai toko di Bali, Jakarta, Singapura, dan Australia. Paulina Katarina merupakan finalis CLEO Fashion Awards 2015 untuk kategori Most Innovative Local Brand.

Bateeq berinovasi dengan kain batik dan memberikan perhatian khusus pada permainan warna dan motif. Bateeq juga memadukan warisan budaya Indonesia yang kaya dengan gaya modern serta tren mode saat ini.

Day and Night merupakan label fashion lokal yang didirikan oleh Yelly Lumentu pada tahun 2012. Label busana perempuan ini berfokus pada desain yang sederhana dan wearable, tapi diberi tambahan detail yang unik, seperti penggunaan puzzle. Pada tahun 2015 lalu, Day and Night terpilih sebagai pemenang CLEO Fashion Awards 2015 untuk kategori Most Innovative Local Brand.

Byo merupakan label aksesori yang berfokus kepada estetika. Tommy Ambiyo Tedji sebagai desainer  Byo mengeksplorasi bahan, bentuk, dan konsep dalam menciptakan tas dan clutch dengan sentuhan futuristis. Pada tahun 2015, Byo memenangkan penghargaan CLEO Fashion Awards 2015 untuk kategori Most Promising Accessories Brand.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home