Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 14:30 WIB | Rabu, 07 Maret 2018

Gerak Cepat Barantan Sikapi Buah Rock Melon Australia

Ilustrasi. Sorang penjual buah dan sayur di kios dekat Kota Denver, memperlihatkan melon yang ditanam di California untuk dijual di kiosnya pada 16 September 2011. (Foto: voindonesia.com.AP Photo/Ed Andrieski)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Karantina Pertanian (Barantan) bergerak cepat menyikapi pemberitaan berita internasional terkait kematian warga di Australia setelah mengkonsumsi buah rock melon (cantaloupe). Seperti diketahui rock melon Australia tercemar bakteri listeria dan menimbulkan kematian tiga warga.

"Benar kasus ini terjadi. Kami sudah mendapat konfirmasi resmi pemerintah Australia," kata Ir Banun Harpini MSc, Kepala Badan Karantina Pertanian, dilansir situs resmi karantina.pertanian.go.id.

Kejadian itu, merupakan sinyal darurat bagi pemerintah Indonesia untuk segera melakukan tindakan antisipatif, meski sebenarnya belum ada importasi (pemasukan barang) secara langsung ke Indonesia.

"Buah ini di ekspor ke Malaysia, Singapura, dan beberapa negara lain. Kita perlu waspadai utamanya masyarakat yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura," kata Banun.

Masyarakat Kepulauan Riau, Batam, dan pesisir Sumatera sangat berisiko. "Bukan tidak mungkin masyarakat di pesisir timur Sumatera berpeluang mengkonsumsinya, karena lalu lintas orang ke negeri seberang cukup intens," katanya.

Banun lebih lanjut mengimbau, untuk saat ini masyarakat waspada terhadap buah melon tersebut, dan menghindari kontak langsung atau konsumsi melon tersebut, hingga adanya investigasi dan langkah pencegahan pemerintah Australia.

Barantan akan memperketat pemeriksaan buah impor asal Australia, karena bukan tidak mungkin potensi penularan dari jenis buah lain.

"Kita punya pengalaman memusnahkan buah apel berbakteri listeria pada tahun 2016 asal Amerika. Maka kami akan periksa lebih jauh buah impor asal Australia," katanya.

Selain itu Banun mengimbau agar para wisatawan dari Australia, Malaysia, Singapura, UEA, Qatar, Jepang, Hongkong, Oman, dan Kuwait, tidak membawa buah-buahan berisiko ini ke Indonesia. Pengawasan di bandara internasional juga akan ditingkatkan sehubungan dengan kasus ini.

Barantan tidak ingin kecolongan, mengingat ini menyangkut nyawa manusia dan keselamatan masyarakat konsumen.

"Ini soal keselamatan konsumen. Kita tidak akan membuka peluang risiko," kata Banun.

Barantan akan terus berkomunikasi, dengan otoritas kompeten di Australia untuk menjamin tidak terjadinya penyebaran bakteri ini ke Tanah Air. Lebih lanjut Banun mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi buah lokal yang sudah pasti terjamin sehat dan aman.

"Masyarakat tidak perlu cemas, kita akan terus menjaga. Saya kira buah lokal tetap jadi pilihan terbaik bagi kita," kata  Banun. "Manggis, sirsak, mangga indramayu, jambu biji, produksi lokal kaya nutrisi dan layak kita konsumsi."

Informasi lebih lanjut: Dr. Antarjo Dikin (Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati) – 081399155774 Email: humaskarantina@gmail.com

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home