Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 11:49 WIB | Jumat, 26 Agustus 2016

Gereja Diharapkan Terus Hormati Kelompok Disabilitas

Ilustrasi: Kelompok difabel. (Foto: elca.org)

MELBOURNE, SATUHARAPAN.COM – Setiap gereja di dunia diharapkan mengembangkan kemampuan dan mengajak umat untuk semakin menghormati kelompok disabilitas.

Menurut sekretaris eksekutif dari sebuah jaringan gereja internasional yang mengadvokasi disabilitas, World Council of Churches Ecumenical Disability Advocates Network, Samuel Kabue, dalam acara bertajuk “Exclusion and Embrace Conference: Disability, Justice and Spirituality”, setiap gereja harus memberi bimbingan teologis dan ekumenis kepada pemuda dan pemudi untuk memberi pelatihan dan dapat mensosialisasikan hal-hal yang berhubungan dengan penghormatan disabilitas.  

Menurut situs resmi Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches/WCC), pada hari Rabu (24/8), acara “Exclusion and Embrace Conference: Disability, Justice and Spirituality”, diselenggarakan di Melbourne, Australia pada 20-24 Agustus 2016.

Kebue mengatakan acara tersebut mengeksplorasi masalah disabilitas dari sudut pandang keimanan. “Saat ini tidak ada keraguan lagi dalam diri saya bahwa studi disabilitas dalam lembaga pendidikan dan kurikulm teologi adalah cara terbaik untuk menghormati disabilitas,” kata Kabue.

Kabue mengemukakan gereja umat Kristen diajari terus memberi perhatian kepada kelompok disabilitas. “Gereja ibaratnya mengalami kekurangan bila tidak memberi perhatian kepada disabilitas. Seharusnya gereja dapat menjadi tempat kelompok disabilitas menyandarkan harapannya,” kata Kabue.

Sementara itu perwakilan  Ecumenical Disability Advocates, Aotearoa, Selandia Baru, Vicki Terrell, mengatakan perhatian kepada disabilitas tidak sekadar pada kebaktian setiap hari Minggu, namun juga dalam persekutuan doa atau pemahaman Alkitab di setiap rumah. Perhatian tersebut terwujud dalam “Disability Faith Community” yang dibentuk.

Komunitas tersebut didirikan dengan tujuan membawa orang bersama-sama untuk mengeksplorasi iman dari sudut pandang Alkitab, sekaligus mendidik umat lebih peduli kepada kelompok disabilitas. “Penyandang disabilitas menghargai keunikan masyarakat dan kehadiran Allah dalam pertemuan kami," kata dia.

Di akhir konferensi, peserta sepakat membentuk “Interfaith Disability Network in Australia-Asia” atau Jaringan Advokasi Teologis-Antariman Peduli Disabilitas yang mencakup Australia dan Asia. (oikoumene.org)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home