Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 12:50 WIB | Rabu, 18 Januari 2017

Gereja Skotlandia Terusik oleh Lantunan Alquran Saat Misa

Prosesi lantunan Alquran yang dilakukan mahasiswi hukum Islam, Madinah Javed (kemeja dan celana panjang hitam) kanan di Katedral Saint Mary, Glasgow, Skotlandia. (Foto: express.co.uk)

GLASGOW, SATUHARAPAN.COM – Kepala “Scottish Episcopal Church” atau Gereja Episkopal Skotlandia mengatakan bahwa dia merasa sedih dengan sebuah sesi lantunan kitab suci umat Islam, Alquran, saat misa yang memperingati Minggu Epifania , di Katedral Saint Mary di Glasgow, Skotlandia.

Seperti diberitakan Christian Times, hari Selasa (17/1) prosesi lantunan Alquran tersebut dilakukan mahasiswi hukum Islam, Madinah Javed, yang hadir atas undangan provost katedral tersebut, Pdt. Kelvin Holdsworth.

Ayat-ayat yang dibaca pada misa yang menandai hari raya Epifania tersebut,  seperti dilaporkan express.co.uk, hari Kamis (12/1) adalah Alquran surat ke-19.

Dalam surat tersebut yang dilantunkan dalam bahsa Arab menjelaskan Maria (ibu Yesus Kristus) merasa malu melahirkan Yesus Kristus, dan Yesus Kristus secara ajaib berbicara dari palungan yang mengatakan Dia adalah “Suruhan Tuhan”.

Ayat 23 dari surat tersebut, setelah diterjemahkan berbunyi: “Dia berkata, ‘Saya sangat malu, saya berharap mati sebelum ini terjadi, dan benar-benar lupa.”

“Dia juga menyatakan, Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu; Anda harus menyembah-Nya saja. Ini adalah jalan yang benar.”

Kritik dari Berbagai Pihak

Prosesi pembacaan tersebut dikritik pensiunan Uskup Anglikan, Michael Nazir Ali, yang mengatakan prosesi tersebut tidak pantas dirayakan untuk hari raya Epifania. 

Nazir Ali meminta Uskup Agung Canterbury, Justin Welby agar “Church of England” gereja di Inggris tidak melakukan acara serupa.

Kelompok konservatif, Global Anglican Conference Future (GAFCON) UK, juga mendesak Welby untuk campur tangan, tetapi seorang juru bicara Lambeth Palace mencatat Uskup Agung tidak memiliki yurisdiksi karena katedral tersebut bukan anggota dari “Church of England” atau Gereja Inggris.

Banyak pesan negatif di media sosial yang melampiaskan kemarahan terhadap gereja di Skotlandia tersebut, apalagi setelah insiden tersebut.

Pembelaan Holdsworth

Holdsworth membela diri dengan menyatakan bahwa prosesi pelantunan Alquran tersebut terjadi di katedral dan berbagai gereja lain di masa lalu.

Kepolisian Skotlandia menyatakan pihaknya melakukan penyelidikan terhadap pesan negatif yang ditujukan kepada katedral tersebut.  

Uskup Kepala Gereja Episkopal Skotlandia, David Chillingworth mengecam pesan yang kasar yang ditujukan untuk gereja.  

“Keputusan-keputusan yang telah menyebabkan situasi di Katedral St Mary adalah masalah untuk interna gereja dan jemaat Katedral, tetapi Gereja Episkopal Skotlandia saat ini sangat tertekan dengan peristiwa tersebut,” kata Chillingworth.  

Chillingworth melanjutkan untuk menekankan komitmen gereja untuk kerjasama antaragama.

"Tujuan kami akan sebagai Gereja adalah untuk mengeksplorasi, khususnya di bidang ibadah, bagaimana agar pekerjaan ini dapat dilakukan ke depan dengan cara yang terhormat,” kata dia. (christiantimes.com/express.co.uk)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home