Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 01:07 WIB | Selasa, 26 Mei 2020

Guci Perunggu Berusia 2.000 Tahun Berisi Cairan Asing Ditemukan di China

Foto yang diabadikan pada 22 Mei 2020 ini menunjukkan guci perunggu berusia 2.000 tahun dengan leher melengkung berbentuk kepala angsa. Guci yang baru digali di Provinsi Henan, China tengah, ini berisi lebih dari 3.000 mililiter cairan yang tak diketahui. (Foto: Xinhua/Li Lijing)

ZHENGZHOU, SATUHARAPAN.COM - Sebuah guci perunggu berusia 2.000 tahun yang baru saja ditemukan di Provinsi Henan, China tengah, didapati berisi lebih dari 3.000 mililiter cairan asing yang tak diketahui.

Tim arkeolog menemukan guci dengan leher melengkung berbentuk kepala angsa ini di sebuah makam di Kota Sanmenxia. Selain itu, di lokasi yang sama ditemukan juga sebuah helm perunggu, baskom perunggu, serta beberapa pedang dari besi dan batu giok.

Cairan asing dalam guci itu berwarna cokelat kekuningan dan mengandung kotoran. Sampel cairan dikirim ke Beijing untuk diuji lebih lanjut.

Penilaian awal berdasarkan bentuk makam menunjukkan bahwa makam tersebut dibangun pada pergantian Dinasti Qin (221 SM-207 SM) dan Dinasti Han (202 SM-220 M). Pemiliknya mungkin seorang pejabat rendahan yang memiliki gelar.

Guci perunggu itu digali dari sebuah makam kuno ketika tim arkeolog sedang memeriksa lokasi proyek renovasi perkampungan kumuh setempat, terang Zhu Xiaodong, wakil kepala di institut peninggalan budaya dan arkeologi Sanmenxia.

Ini juga merupakan guci perunggu pertama dari jenisnya yang pernah ditemukan di Sanmenxia, menurut Zhu.

Tim arkeolog mengundang seorang dokter hewan senior untuk membantu mengidentifikasi bentuk angsa.

"Desainnya menyerupai angsa bisu," kata Gao Ruyi, dokter hewan senior di taman lahan basah Sanmenxia, menambahkan bahwa paruh angsa itu lebih panjang daripada jenis angsa berleher pendek, yang mengalami degenerasi akibat diberi makan oleh manusia.

Para arkeolog berspekulasi bahwa perajin kuno mungkin telah mengamati angsa dengan saksama untuk membuat guci dengan bentuk yang sangat realistis itu.

"Kami berani memperkirakan bahwa angsa mungkin telah muncul di Sanmenxia selama akhir Dinasti Qin dan awal Dinasti Han," kata Zhu.

Sejak 1980-an, Sanmenxia telah kedatangan angsa dari Siberia pada musim dingin. Masyarakat setempat menyukai burung-burung yang anggun itu dan dengan senang hati memberi mereka makan.

Terletak di antara Xi'an dan Luoyang, dua ibu kota kuno dalam sejarah China, Sanmenxia dulu berfungsi sebagai pusat militer dan lalu lintas. Alhasil, kota tersebut kaya akan peninggalan bersejarah. (Xinhua)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home