Haji Tahun 2020 Diikuti Hanya 10.000 Orang

RIYADH, SATUHARAPAN.COM-Sekitar 10.000 orang mengikuti ibadah haji tahun ini, yang dimulai hari Rabu (29/7) mendatang. Jumlahnya turun secara dramatis karena pandemi virus corona setelah Arab Saudi melarang jutaan jemaah internasional untuk ibadah haji, pertama kalinya dalam sejarah modern.

Sekitar 10.000 orang yang tinggal di kerajaan itu akan mengikuti ritual Muslim, dan ini adalah sebagian kecil dari 2,5 juta yang ikut ibadah haji tahun lalu.

Pers asing dilarang dari haji tahun ini, yang biasanya merupakan acara media global yang besar, karena pemerintah memperketat akses ke kota suci Mekah, dan memberlakukan pembatasan kesehatan yang ketat untuk mencegah wabah virus selama haji lima hari.

Arab Saudi telah mencatat lebih dari 260.000 kasus virus corona baru, sementara jumlah infeksi global yang dinyatakan melebihi 16 juta pada hari Minggu (26/7).

Jemaah yang diwajibkan memakai masker mulai mengalir ke Mekah selama akhir pekan dan menjalani pemeriksaan suhu dan ditempatkan di karantina, kata pihak berwenang.

Mereka diberi perlengkapan yang rumit, termasuk kerikil yang disterilkan untuk ritual jumrah, disinfektan, masker, sajadah dan ihram (pakaian putih polos yang dikenakan oleh para peziarah), menurut dokumen program pelayanan haji.

Jemaah diharuskan untuk dites untuk virus corona sebelum tiba di Mekah dan juga harus karantina setelah naik haji.

Kementerian mengatakan telah mendirikan beberapa fasilitas kesehatan, klinik keliling dan ambulans untuk melayani para peziarah, yang akan diminta untuk menjaga jarak sosial.

Pihak berwenang Saudi awalnya mengatakan hanya sekitar 1.000 jamaah yang tinggal di negara itu yang akan diizinkan untuk haji, tetapi laporan media lokal mengatakan sebanyak 10.000 akan diizinkan. Dan di antara mereka 70 persen adalah warga asing. (AFP)

Editor : Sabar Subekti