Loading...
INSPIRASI
Penulis: Endang Setyomurti 01:00 WIB | Minggu, 11 Oktober 2015

Hari Kesehatan Jiwa

Persoalan kemasyarakatan sering bersumber pada kurang seimbangnya kesehatan jiwa para pelakunya.
Foto: imgkid.com

SATUHARAPAN.COM – Indonesia telah mengesahkan  Undang-Undang (UU) No. 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa. Menurut UU Kesehatan Jiwa Tahun 2014 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1, Kesehatan Jiwa adalah kondisi di mana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.

Di Indonesia Peringatan Hari Kesehatan Jiwa masih merupakan hal yang baru, bahkan asing bagi masyarakat. Setelah satu tahun diundangkan, Tampaknya ”Upaya Kesehatan Jiwa” menjadi satu gerakan bersama masih jauh dari harapan, sebagaimana disampaikan oleh Nova Riyanti Yusuf  (peneliti tamu 2015 di Harvard Medical School)  dalam tulisannya: ”Menjelang peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 10 Oktober 2015 yang bertemakan Dignity in Mental Health, salah satu pasal di dalam UU Kesehatan Jiwa jelas telah diabaikan. Pasal 90 mengatur bahwa peraturan pelaksanaan dari undang-undang ini harus ditetapkan paling lama satu tahun terhitung sejak undang-undang ini diundangkan”.

Setelah satu tahun sejak diundangkan, gerak pelaksanaannya ternyata masih tertatih-tatih dan jauh dari harapan. Walaupun di sana-sini telah lahir organisasi- organisasi kecil,   dan bahkan belum terlegalisasi, yang berupaya  melakukan promosi dan preventif kesehatan jiwa seperti outreach untuk screening gangguan jiwa, edukasi masalah kecemasan, ”menularkan” kebahagiaan untuk pencegahan depresi, namun justru kesungguhan pemerintah dalam pelaksanaan Undang-Undang ini masih perlu didorong dan dikawal supaya pada akhirnya upaya ini  benar-benar menjadi gerakan bersama seluruh elemen bangsa.

Lagipula, harus diakui bahwa persoalan yang makin menjamur di tengah masyarakat—baik di tingkat elite atau rakyat kebanyakan—sering bersumber dari kurang seimbangnya kesehatan jiwa (mental) para pelakunya. Karena itu, upaya kesehatan jiwa menjadi penting untuk menghasilkan manusia Indonesia sehat, produktif, dan bermakna bagi bangsa.

Bukankah ini juga sejalan dengan revolusi mental yang dicanangkan Presiden Jokowi?

Selamat Hari Kesehatan Jiwa!

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home