Loading...
BUDAYA
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:18 WIB | Sabtu, 30 April 2016

Hari Tari Sedunia 2016 Solo 24 Jam Menari

Komunitas Mahasiswa Kalimantan ISI solo ikut memeriahkan pembukaan Solo 24 Jam Menari di halaman Rektorat ISI Solo, Kamis (28/4). (Foto: solopos.com/Catur Himawan)

SOLO, SATUHARAPAN.COM - Hari tari sedunia di Solo diperingati dengan kegiatan Solo Menari. Meski bertajuk Solo 24 Jam Menari, namun di tahun ke-10 ini bertambah durasi menjadi 36 jam.

Iring-iringan karnaval Solo 24 Jam Menari pada hari Kamis (28/4), tak hanya sekadar berjalan. Mereka juga menari sepanjang rute perjalanan. Rombongan barikade terdepan diisi 72 orang berkostum merah yang tergabung dalam komunitas Barong Thir Thur Laskar Sogok Thun-Theng SMPN 5 Blora.

Sebagian berjalan kaki, sebagian berada di mobil boks yang dimodifikasi menjadi panggung berjalan. Dalam mobil lengkap dengan perangkat instrumen gamelan dan ornemen bendera serba merah hitam kuning tersebut, belasan orang memainkan gamelan sambil bersenandung.

Sembilan orang berkostum Pegasus hitam, merak, garuda, reog, kipas, dan api mengawal rombongan ini. Mereka adalah penari dari komunitas Maharupa Solo.

Menyusul di belakangnya secara berurutan ada komunitas dari Kalimantan, Sumatera, Sumbawa, Banyumas, Banyuwangi, Jawa Timur, dan Mataram, Nusa Tenggara Barat. Tak ketinggalan pula jajaran ISI Solo beserta dua maskot penari yang akan menari 24 jam, yakni Samsuri dan Mudjo Setiyo.

Menginjak pukul 16.00 WIB, usai upacara Umbul Dongo serta sambutan Rektor ISI Solo, Sri Rochana, hitung mundur dimulai, dan gong pembuka pun akhirnya dipukul.  Samsuri, (53), sang penari 24 Jam dari Kota Solo yang saat itu berkain bawahan motif batik campuran berwarna dasar hitam putih langsung memulai aksinya dengan  kreasi tari Bimo Hambeksa. Sebanyak 32 orang penari berkostum kera bertopeng dan prajurit dengan bendera merah, hitam, dan putih menari bersamanya, membentuk adegan perang di rerumputan sisi selatan panggung gedung rektorat.

Berbeda dengan gerakan energik Samsuri, gerakan Mudjo Setiyo sesaat sebelum matahari tenggelam kala lebih lembut. Secara bergantian sejumlah penari datang dari sisi utara, beradegan silat bersama Mudjo. Selanjutnya, selama duo penari 24 jam terus menari, 3.600 an orang penari dari 250 delegasi juga akan terus menari secara bergantian.

“Bagi ISI Solo, acara ini merupakan ajang pembelajaran. Tepat satu dekade ini kami mencurahkan semuanya, karena ini merupakan momentum yang pas untuk sebuah pengharapan yang lebih baik,ada banyak penari perwakilan berbagai daerah datang kemari,” kata Rektor ISI Solo, Sri Rochana, Kamis (28/4).

Sejarah Hari Tari Sedunia

Hari tari sedunia diperkenalkan pada tahun 1982 oleh Komite Tari Internasional UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB) atau International Theatre Institute. Tanggal 29 April dipilih untuk memperingati ulang tahun Jean-Georges Noverre, yang lahir pada tahun 1727, seorang penari Perancis dan menguasai balet dan pembaharu besar tari. Setiap tahun hari tari diperingati untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya tari di kalangan masyarakat umum. Tujuannya juga agar seni tari masuk dalam sistem pendidikan di seluruh dunia.

Acara hari tari sedunia diperingati dengan menggelar pameran, penulisan artikel tentang segala macam tari, pertunjukan jalanan, dan pertunjukan khusus, dll .

CID adalah payung organisasi non-profit untuk semua bentuk tari di dunia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1973 dalam markas UNESCO dan memiliki kantor pusat di Paris, Perancis. CID saat ini diwakili di lebih dari 120 negara. (Solo.com/cute-calender.com)

 

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home