Loading...
INDONESIA
Penulis: Kartika Virgianti 15:21 WIB | Selasa, 24 Juni 2014

Hashim: Kami Keluarga Pluralis, Kenapa Ragukan Komitmen Kami?

(dari kiri ke kanan) Wakil Ketua Umum Bidang Ekonomi dan Industri Partai Gerindra, Murphy Hutagalung, Wakil Ketua DPP Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mantan anggota DPR yang saat ini aktif sebagai narasumber di berbagai seminar di bidang politik dan konstitusi, dan penasihat politik untuk berbagai calon bupati, Gregorius Seto Harianto, dan anggota Perwamki, Celestino Reda sebagai moderator. (Foto: Kartika Virgianti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Dewan Pembina Partai (DPP) Gerindra, Hashim Djojohadikusumo menyesalkan berbagai fitnah yang ditujukan pada kubu koalisinya, dan terutama soal isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terus menyerang Prabowo sebagai calon presiden (capres) dari Gerindra.

“Di keluarga kami ada Islam, Katolik, Protestan, bahkan ada agama Yahudi, keluarga kami ada orang Jawa, Batak, Manado. Mengapa dipertanyakan komitmen kami untuk memelihara keberagaman?” sesal Hashim saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi publik di kantor LPMI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/6).

“Kegiatan ini untuk mengklarifikasi fitnah, disinformasi yang amat menyakiti saya dan keluarga, karena mempertanyakan komitmen kami kepada Yesus Kristus, kepada negara Pancasila. Padahal, keluarga kami sangat pluralis dari pada pihak lawan politik kami. Maaf kalau saya katakan, di keluarganya Capres Cawapres lain setahu saya tidak ada orang Kristen,” kata adik kandung Prabowo Subianto ini menambahkan. 

Prabowo, lanjut Hashim, juga sudah berjanji sejak tiga tahun lalu ketika kasus GKI Yasmin pertama kali mencuat, kalau diberi amanat menjadi presiden, Prabowo akan langsung perintahkan Kapolres buka gerbang GKI Yasmin.

“Saya bersaksi, karena gereja saya sendiri adalah GKI,” ujar Hashim.

Hashim pun mengaku heran dengan isu pelanggaran HAM yang muncul saat ini. Padahal, lima tahun lalu Prabowo sendiri pernah berkoalisi dengan lawan politiknya saat ini.

“Kalau bicara soal pelanggaran HAM, lima tahun lalu Prabowo cawapres siapa? Waktu itu kita tidak pernah mempersoalkan pelanggaran HAM. Saya sakit hati sebetulnya, tapi ya sudahlah, agama kita kan mengajarkan untuk mengampuni orang-orang yang memfitnah kita,” selorohnya.

Koalisi dengan Partai Islam

Hashim mengakui ketika Gerindra mencari kawan dalam momentum koalisi, begitu sulit. Namun ada partai bernafaskan agama mendekat untuk berkoalisi, bahkan Gerindra mendapat dukungan dari organisasi masyarakat (ormas) Islam.

“Bahwa kita kerja sama dengan PKS, PPP, ormas FPI, saya dukung mereka, dan kami rangkul mereka. Masak ada yang mau dukung  kami tolak? Politik itu ada syaratnya, dan kita harus menang, maka saya setuju dukungan mereka,” Hashim menegaskan.

Hashim menolak melakukan underestimate terhadap partai Islam, maupun partai lainnya yang beberapa kadernya tersangkut sejumlah kasus hukum tersebut. Termasuk alasan ketika pihak Gerindra memilih Hatta Rajasa dari partai Islam PAN, sebagai cawapres Prabowo, karena dianggap merupakan tokoh yang moderat.

Dirinya pernah mendengar nasihat seorang penginjil yang sudah melayani umat di seluruh dunia, bahwa ‘musuh-musuhmu akan menjadi kawan-kawanmu’. Dan menurut Hashim, semua ini adalah mukjizat Tuhan, bahwa Tuhan menggunakan musuh kita untuk satu tujuan bersama.

“Meskipun saya orang Kristen, saya berkomitmen pada Tuhan Yesus, tapi kalau Hidayat Nur Wahid, Anies Matta, Habib Rizieq Shihab mau dukung, kita terima. Maaf saya katakan lihat juga cawapres yang lain itu seperti apa? Bagaimana komitmen mereka terhadap negara Pancasila?” tandasnya skeptis.

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home