Loading...
EKONOMI
Penulis: Francisca Christy Rosana 19:50 WIB | Rabu, 26 November 2014

Hendy Setiono: Pebisnis Harus Belajar dari Iron Man!

"Hadapi saja ketakuan itu, seperti Iron Man karena akan ada banyak pelajaran yang Anda temukan."
Hendy Setiono, pendiri sekaligus Presiden Direktur Baba Rafi Enterprise yang memayungi waralaba kuliner Kebab Turki saat menjadi pembicara dalam “Membangkitkan Raksasa Ekonomi Dunia Bernama” INDONESIA yang digelar oleh IYE! Indonesia Young Entrepreneurs pada Rabu (26/11) di Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta. (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Hendy Setiono, pendiri sekaligus Presiden Direktur Baba Rafi Enterprise yang memayungi waralaba kuliner Kebab Turki mengatakan seorang pebisnis seharusnya belajar dari tokoh Tony Stark dalam Iron Man.

Iron Man, menurut Hendy menghadapi ketakutan dengan perasaan yang biasa.

“Hadapi saja ketakuan itu, seperti Iron Man karena akan ada banyak pelajaran yang Anda temukan. Ini sama dengan apa yang dialami Tony Stark saat nekat menerbangkan diri dengan pakaian tempurnya pertama kali,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam “Membangkitkan Raksasa Ekonomi Dunia Bernama” INDONESIA yang digelar oleh IYE! Indonesia Young Entrepreneurs pada Rabu (26/11) di Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta.

Selain itu, Hendy juga mengajak pebisnis terus berinovasi, seperti yang dilakukan tokoh Iron Man dalam filmnya.

“Tony Stark membangun act reactor dalam sebuah gua dengan suku cadang dan komponen dari senjata yang sudah tercerai berai. Ini sama seperti yang harus dilakukan pebisnis. Anda bisa mulai dengan hal yang bahkan tidak berarti sama sekali,” Hendy menambahkan.

Menurut  Hendy, mampu merealisasikan sebuah ide dan gagasan menjadi sebuah realitas dan papan permainan yang dia bikin sendiri sehingga bukan lagi mengikuti papan atau jalur permainan orang lain, mengikuti mimpi orang lain, tapi dia mampu merealisasikan ide kreatifitas dan mimpinya pada papan permainan dia sendiri dan kemudian menjadikan itu sebuah bisnis.

Pebisnis Muda Indonesia

Animo pebisnis muda di Indonesia di mata Hendy sangat unggul dan tak kalah dari negara-negara lain. Kurangnya penghargaan terhadap fresh graduate menjadi faktor utama anak muda Indonesia memilih jalur bisnis dengan membuka usaha sendiri dibandingkan dengan menjadi karyawan dan bekerja untuk orang lain.

“Di Indonesia fresh graduate kita belum dihargai setara dengan negara lain yang berani membayar orang-orang yang baru saja lulus dari universitas dengan gaji sebesar Rp 40 juta. Ini tentu memicu banyak anak muda untuk mulai berbisnis,” kata Hendy kepada satuharapan seusai acara.

Dorongan tersebut mampu membangkitkan anak muda Indonesia membangun bisnis-bisnis yang kreatif dan cukup inovatif. Sayangnya, orientasi yang ditanamkan kurang komersial. Mereka, kata Hendy, kurang mampu berpikir global.

“Saat negara tetangga menargetkan global market atau internasional sebagi target utama, Indonesia masih berpikir bahwa negara sendiri lah yang menjadi market utamanya,” kata Hendy.

Untuk itu, pebisnis harus berpikir global dan mengubah paradigma bisnis yang selama ini ditanamkan.

“Juga harus banyak jalan-jalan, banyak aktivitas di luar, banyak membangun jaringan di luar, dan open mindset, itu sedikit banyak telah membantu kita dalam bisnis. Kita harus kuat di negeri sendiri dan kuat di negara luar,” ujar dia.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home