Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 19:46 WIB | Kamis, 03 September 2015

Hongaria: Pengungsi Ancam Jatidiri Kristen Eropa

Para imigran menaiki kereta lokal menuju perbatasan Hongaria-Austria di stasiun kereta utama Budapest pada 3 September 2015, setelah pemerintah membuka kembali stasiun tersebut untuk para pengungsi. (Foto: AFP)

BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menyatakan bahwa arus pengungsi dan pendatang ke Uni Eropa serta kegagalan kebijakan imigrasi dari organisasi tersebut mengancam jatidiri Kristen dari benua Biru.

"Jika kalah dalam jumlah, maka Anda tidak bisa lagi menerima imigran," kata Viktor Orban hari Kamis (3/9) dalam surat kabar Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung, dengan menambahkan bahwa sebagian besar pengungsi adalah Muslim, bukan Kristen.

"Kita tidak boleh lupa bahwa yang datang ke sini membawa agama berbeda dan mewakili kebudayaan sangat berbeda pula," kata pemimpin konservatif itu, yang baru saja mengunjungi Brussels.

"Sebagian besar dari mereka tidak beragama Kristen, namun Muslim. Itu kenyataan penting mengingat Eropa dan kebudayaan Eropa mempunyai akar Kekristenan," kata Orban.

"Atau, mungkinkah kebudayaan Kristen di Eropa sudah demikian mengkhawatirkan sehingga tidak bisa lagi menopang nilai Kristiani?" katanya.

Orban dalam tulisan itu menjelaskan keputusan pemerintah Hongaria mendirikan pagar di perbatasan Serbia untuk menghentikan dan memperlambat arus pengungsi yang meninggalkan negaranya karena perang dan kemiskinan.

"Rakyat kami ingin agar kami menguasai situasi dan melindungi perbatasan," kata dia.

"Jika kami sudah berhasil melindungi perbatasan, kami bisa menjawab berapa banyak pengungsi yang dapat kami biarkan masuk, atau menjawab perlukah kuota diberlakukan," demikian penjelasan Orban.

Dia juga menambahkan, "kenyataan bahwa hanya Hongaria --atau orang Spanyol-- yang ingin melindungi perbatasan Eropa, adalah hal yang sangat menyedihkan".

Orban menegaskan bahwa para politisi Eropa "tidak bertanggung jawab" karena "memberi harapan kepada para imigran terkait kehidupan yang lebih baik dan memberanikan mereka agar meninggalkan rumah sekaligus membahayakan nyawa hanya untuk pergi ke Eropa".

"Pagar yang kami bangun adalah hal penting," kata Orban.

"Kami tidak melakukannya untuk bersenang-senang, tapi karena hal itu dibutuhkan," tambahnya.

Di Brussel, Presiden Uni Eropa Donald Tusk langsung menanggapi artikel Orban. Dia menegaskan bahwa "untuk saya, Kristianitas di kehidupan publik dan kehidupan sosial berarti kewajiban membantu sesama manusia yang membutuhkan".

"Rujukan pada ajaran Kristen dalam debat publik mengenai imigrasi harusnya berarti kemanusiaan untuk saudara-saudara sesama dan kesiapan untuk menunjukkan solidaritas. Sebagai seorang Kristen seharusnya tidak peduli apa ras, agama dan kebangsaan orang yang membutuhkan bantuan," kata Tusk. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home