Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 20:07 WIB | Sabtu, 11 April 2020

Houthi Yaman Hukum Mati Empat Wartawan

Anggota kelompok bersenjata pemberontak Houthi di Yaman. (Foto: dok. DPA)

SATUHARAPAN.COM-Pengadilan yang dijalankan oleh kelompok pemberontak Houthi di Yaman pada hari Sabtu (11/4) menjatuhkan hukuman mati kepada empat wartawan atas tuduhan mata-mata, kata pengacara mereka.

Keempatnya termasuk di antara 10 wartawan yang ditahan oleh pemberontak yang didukung Iran dan mereka dituduh "berkolaborasi dengan musuh," mengacu pada koalisi militer yang pimpinan Arab Saudi yang telah berperang dengan Houthi sejak 2015, kata pengacara Abdel-Majeed Sabra.

Amnesty International tahun lalu menyebut dakwaan itu sebagai "palsu." Kelompok hak asasi itu mengatakan para wartawan yang ditahan dipukuli, tidak diberi air, dan dipaksa untuk memegang balok batu bara selama beberapa jam.

Sabra mengidentifikasi empat wartawan yang dijatuhi hukuman mati sebagai Abdel-Khaleq Amran, Akram al-Walidi, Hareth Hamid dan Tawfiq al-Mansouri.

Pengadilan di Sanaa, ibu kota Yaman yang dikuasai pemberontak, itu menghukum keenam wartawan lainnya atas tuduhan yang sama, termasuk "menyebarkan berita palsu dan desas-desus" untuk membantu koalisi, tetapi kemudian memerintahkan pembebasan mereka, kata Sabra.

Dia mengatakan Houthi tidak mengizinkan pengacara untuk menghadiri persidangan bagi para terdakwa. Namun putusan dapat diajukan banding.

Dilaporkan bahwa sembilan wartawan ditangkap dalam serangan di sebuah hotel di Sanaa pada Juni 2015, dan yang seorang lagi ditahan di rumahnya di Sanaa pada bulan Agustus itu.

Yaman, sekarang menjadi negara termiskin di dunia Arab, telah dikejutkan oleh perang saudara sejak 2014, ketika Houthi menguasai wilayah utara negara itu, termasuk Sanaa. Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi terhadap Houthi tahun berikutnya, melakukan serangan udara tanpa henti dan menetapkan blokade Yaman.

Konflik di Yaman telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia, menyebabkan jutaan orang menderita kekurangan makanan dan perawatan medis. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home