Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:05 WIB | Selasa, 19 Desember 2017

Hujan Lebat Sambut Natal 2017 dan Tahun Baru 2018

Ilustrasi. Mobil-mobil terendam air ketika banjir melanda kawasan perumahan Ciledug Indah Satu, Tangerang, Banten, Selasa (10/2/2015). (Foto: Dok. satuharapan.com/Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memprediksi akan terjadi hujan lebat menjelang Natal dan Tahun Baru. BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kondisi cuaca tersebut.

"Berdasarkan analisis BMKG, potensi hujan lebat menjelang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 cukup besar. Hal ini disebabkan suplai massa udara lembap dari Samudera Pasifik dan daratan Asia serta dari Samudera Hindia yang terakumulasi di wilayah kepulauan Indonesia, sehingga sangat intensif menjadi penyebab utama terjadi potensi hujan lebat di wilayah negara kita," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Senin (18/12/2017), yang dilansir situs resmi bmkg.go.id.

Ia menambahkan, masyarakat perlu mewaspadai hujan sedang-lebat pada menjelang Natal (19-23 Desember 2017) yang terjadi di wilayah Aceh Bagian Barat, Pesisir Selatan Sumatera, Banten, Pesisir Utara jawa, Sulawesi Selatan, NTB, sebagian NTT.

Sementara dalam periode Natal pada 24-26 Desember 2017, hujan sedang-lebat terjadi di Pesisir Selatan Sumatera Utara dan Sumatera Barat, NTB, NTT. Sulawesi Tengah, dan Papua Bagian Tengah.

Menjelang tahun baru 2018, pada 26-31 Desember 2017 potensi hujan sedang-lebat terjadi di Pesisir Utara Jawa, Jateng, Jatim, Kaltara, Sulteng, Maluku.

Pada awal tahun 1-7 Januari 2018, konsentrasi hujan sedang-lebat terjadi di Aceh, Pesisir Barat Sumatera, Jateng, Yogyakarta, Kaltim, Kaltara, Sulteng, NTT.

"Potensi angin kencang tersebut berdampak pada peningkatan gelombang laut di beberapa wilayah antara lain perairan barat Sumatera, Laut Natuna, Laut Jawa, Laut Banda, dan Perairan Selatan Jawa hingga Nusa Tenggara, dengan tinggi gelombang mencapai 6-7 meter, ini yang perlu diwaspadai," katanya.

Selain itu juga di perairan Kepulauan Anambas, Kepulauan Natuna, Laut Natuna, Laut Jawa bagian tengah dan timur, Selat Makassar bagian selatan perairan Kepulauan Talaud dan perairan utara Halmahera diperkirakan akan mencapai tinggi gelombang 2,5-6 meter.

Dengan adanya potensi cuaca ekstrem, BMKG mengimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi genangan, banjir, maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor.

“Waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon atau baliho tumbang," katanya.

BMKG juga menyarankan, agar tidak berlindung di bawah pohon jika terjadi hujan disertai kilat atau petir. Waspada terhadap kenaikan tinggi gelombang laut saat hujan lebat disertai angin kencang pada kapal berukuran kecil terutama bagi para nelayan. Juga dimohon menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda.

Potensi Gempa Bumi Terus Mengintai

Secara geografis Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik utama dunia, yang bergerak relatif saling mendesak satu dengan lainnya. Adapun karakteristik lempeng tektonik, adalah Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara dan bertumbukan dengan Lempeng Eurasia. Sementara Lempeng Pasifik bergerak ke arah barat sedangkan Lempeng Eurasia relatif diam.

Kondisi inilah yang menyebabkan Indonesia sebagai wilayah supermarket bencana yang rawan gempa bumi dan tsunami. Teknologi saat ini belum ada yang dapat memprediksi terjadinya gempa bumi secara tepat dan akurat, namun berdasarkan sejarah gempa bumi yang tercacat oleh BMKG, telah terjadi gempa bumi rata-rata sebanyak 4.500 kali/tahun. Di antaranya gempa bumi dengan magnitude 5 atau lebih yang sifatnya mulai merusak terjadi sebanyak rata rata 360 kali/ tahun.

Untuk itu, BMKG siap untuk memberikan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang terus dimonitor 24 jam/7 hari. Pengamatan gempa bumi dengan magnitude 5 atau lebih berpusat di Pusat Gempa Nasional BMKG, sementara untuk gempa bumi dengan magnitude di bawah 5 terpusat di Stasiun Geofisika yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia, yang berjumlah 33 stasiun geofisika dengan 165 sensor seismograf dan 285 accelerometer.

Masyarakat dapat mengakses informasi terkini, melalui: call center cuaca 021-6546315/18,  call center gempabumi 021-6546316, http://www.bmkg.go.id, follow twitter @infobmkg, aplikasi iOS dan android "Info BMKG", atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

 

 

 

 

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home