Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 22:35 WIB | Kamis, 20 November 2014

Icuk dan Kevin Harap Menpora Rombak Olahraga di Indonesia

Icuk dan Kevin Harap Menpora Rombak Olahraga di Indonesia
Ketua Umum KONI, Toni Suratman (kiri) dan Icuk Sugiarto (kanan) beberapa saat sebelum acara pemberian bonus Asian Games kepada para atlet provinsi di Kantor Gubernur DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (20/11). (Foto-foto : Prasasta Widiadi).
Icuk dan Kevin Harap Menpora Rombak Olahraga di Indonesia
Tono Suratman (jaket hitam) beberapa saat seblum acara pemberian bonus Asian Games kepada para atlet provinsi di Kantor Gubernur DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (20/11).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Para mantan atlet, Icuk Sugiarto dan Kevin Rose Nasution berharap Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Kabinet Kerja, Imam Nahrawi melakukan perombakan bagi dunia olah raga Indonesia.  

“Bagi saya yang penting adalah ada niat baik dan juga komitmen dari pak Imam untuk membenahi dunia olahraga indonesia,” kata Icuk Sugiarto, mantan pebulu tangkis Indonesia yang saat ini menjabat Wakil Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Provinsi DKI Jakarta (Waketum KONI DKI Jakarta) kepada satuharapan.com, Kamis (20/11), seusai menghadiri acara pemberian bonus Asian Games kepada para atlet provinsi di Kantor Gubernur DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan. 

“Saya kira semua kalau mau maju adalah bagaimana membuat seluruh situasi menjadi kondusif, karena seluruh permasalahan atau friksi yang ada di berbagai stakeholder itu seperti KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) dan KOI (Komite Olimpiade Indonesia) harus dibuat sejuk,” Icuk menambahkan.

Icuk Sugiarto merupakan salah satu pebulu tangkis pada nomor tunggal putra  bersama Liem Swie King, Lius Pongoh, Hastomo Arbi, Kartono, di era 1980-an. Icuk kini melatih di klub PB Pelita Bakrie.

Putra ketiga dari tujuh bersaudara ini menikah dengan  Nina Yaroh, mantan pebulu tangkis putri asal Medan, dan dikaruniai dua putri, Natassia Octaviani Sugiarto, dan Jauza Fadhilla Sugiarto, serta satu putra, Tommy Sugiarto, yang kini menjadi salah satu pebulu tangkis andalan Indonesia di ajang  Piala Thomas 2014.  

Salah satu contoh nyata benturan kepentingan antara  KONI dan KOI bermula pada 31 Oktober 2013 (satuharapan.com, Desember 2013), tatkala Bidang Pembinaan Hukum KONI, Amir Karyatin, melayangkan Surat Peringatan (Somasi) kepada Ketua Umum KOI Rita Subowo sehubungan dengan KOI yang dianggap KONI telah melampaui kewenangan tugas KONI Pusat dengan mengukuhkan Kepengurusan PB Wushu Indonesia Masa Bhakti 2013-2017.

Surat somasi bernomor 1743/UMM/X/13 tertanggal 29 Oktober 2013 ditembuskan kepada presiden saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono,  Ketua DPR, Menko Kesra, dan Menpora. Surat tersebut menyebutkan, berdasarkan Pasal 29 ayat 1 ART (Anggaran Rumah Tangga) KONI, pengukuhan dan pelantikan anggota seharusnya dilakukan oleh Pengurus KONI.

Sementara itu Kevin Rose Nasution, Komisi Teknik Persatuan Renang Seluruh Indonesia Provinsi DKI Jakarta (PRSI DKI Jakarta) mengatakan optimisme yang sama kepada satuharapan.com bahwa Menpora harus menganggap atlet sebagai pahlawan.    

“Nah kalau bisa sekarang ini menpora lebih perhatikan senayan, kalau bisa untuk urang kolam renang jaman sekarang bisa lebih membuat dengan ukuran jaman sekarang. Untuk fasilitas, itu saja,” kata Kevin.

Kevin Rose Nasution merupakan salah satu anak dari perenang legendaris Indonesia, Radja Murnizal Nasution yang memiliki empat anak yang semuanya menjadi perenang yakni Elfira Rosa Nasution, Maya Masita Nasution, Elsa Manora Nasution, dan Kevin Rose Nasution dan Muhammad Akbar Nasution. Keempat anak Raja menjadi perenang handal di persaingan nasional.  

“Secara overall, ya olahraga kita kalau bisa diperhatikan, karena kan sebenarnya kita kalau beprestasi kita kan pahlawan negara, sama seperti tentara tetapi kalau kita selesai nggak berprestasi lagi kan kita kelihatannya kan hilang,” Kevin menambahkan.

Kevin berharap tidak hanya cabang olahraga renang, tetapi olahraga lainnya yang diperbaiki di seluruh Indonesia.

“Sebenarnya kita jangan berbicara begitu (hanya tentang fasilitas), karena kalau hanya untuk Asian Games 2018 mendatang istilahnya memalukan, karena pembenahan fasilitas seperti itu karena itu sudah dari lama kita punya,” Kevin menambahkan.  

“Paling nggak kalau mau meningkatakan itu memang seluruh fasilitasnya harus lebih memadai, karena hampir seluruh fasilitas di Senayan terbuat mulai dari periode 60an,” Kevin mengakhiri pembicaraan.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home