Loading...
BUDAYA
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 19:21 WIB | Jumat, 28 Oktober 2016

Ilhami Budaya Jawa, Didi Budiarjo Buat Sekaten dalam Busana

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menampilkan 10 looks dalam fashion show Jakarta Fashion Week 2017, hari Jumat (28/10), Desainer Didi Budiarjo menampilkan budaya Jawa, Sekaten, dalam bentuk busana yang modern dan kekinian. Didi menuangkan buah pemikiran yang diilhami dari iring-iringan bregeda prajurit prosesi adat Gerebeg Sekaten serta gaya dandy military barat yang dipadukan dengan cara bangsawan Jawa memakai beskap dan kain dalam kemeriahan Sekaten melalui pemakaian warna-warna dasar, yakni putih, merah, hitam, dan emas.

“Warnanya sederhana saja. Saya ingin menampilkan Sekaten dalam busana secara sederhana, tapi modern sehingga bisa mencerminkan fashion kekinian seperti apa,” ujar Didi kepada satuharapan.com, hari Jumat (28/10) sore, usai konferensi pers JFW 2017, di Jakarta.

Prosesi Sekaten yang merupakan budaya perayaan hari lahir Nabi Muhammad, lanjut dia, merupakan kemeriahan tradisi yang menantang untuk bisa diangkat dalam bentuk fashion modern. Didi juga menyatakan, dalam proses kreatifnya, ia tidak melakukan riset langsung ke Yogyakarta, tetapi hanya menggunakan riset dari foto dan video.

“Saya tidak ke Jogja, tapi riset dari foto dan video prosesi Sekaten tahun 20-30an,” ujar dia.

Menurutnya, dengan mengangkat budaya ke dalam koleksi busana yang modern, membuktikan bahwa fashion memang selalu terinspirasi dari sejarah yang diolah dan dipresentasikan dengan lebih terbarukan. Melalui koleksinya kali ini, Didi menjadikannya sebagai tribute penghormatannya kepada sosok inspiratif Pia Alisjahbana. Pia merupakan sosok yang berpengaruh besar dalam pertumbuhan dunia pendidikan dan gaya hidup di Indonesia.

Mengangkat tema budaya, Didi juga ditemani oleh lima desainer Indonesia lainnya dalam fashion show yang dikemas dalam tema Cycle of Time and Culture. Kelimanya ialah Felicia Budi, Maha-Major Minor, Sapto Djokokartiko, Toton, dan Vinora.

Keenam nama tersebut dipilih oleh Fashion Panel yang kali ini terdiri dari Editor At Large Dewi, Jati Hidayat, perwakilan Galleries Lafayette, Herlina Widjaja, Aktris, Dian Sastro, Fashion Stylist, Chitra Subiyakto dan Jo Elaine, serta Redaktur Pelaksana Mode Majalah Dewi, Novie Susanti. Persoalan budaya dan identitas menjadi dua persoalan menarik yang disampaikan oleh keenam desainer.

“Misi Dewi Fashion Knights (DFK) adalah merayakan dan mempromosikan kreasi seniman mode di Indonesia yang berprestasi. Kami tidak memberikan tema, tapi ternyata semua menjelajahi sejarah dan budaya bangsa kita untuk dituangkan ke dalam koleksi masing-masing,” ujar Jati.

Desainer Felicia Budi mengisahkan kehidupannya sebagai seorang anggota keluarga peranakan Tionghoa yang lahir dan tumbuh besar di Semarang, Jawa Tengah. Lewat desainnya dalam koleksi yang diberi judul “Anak”, Felicia menuangkan ingatan-ingatan tentang asimilasi budaya keluarganya dan budaya Jawa yang menjadi latar belakang masyarakat di tempatnya tinggal.

Bila Felicia mengupasnya dengan pendekatan etnisitas, Vinora mendekati persoalan identitas dengan kacamatanya sebagai sosok yang tumbuh sebagai seorang world citizen. Dalam koleksinya yang diberi judul 3rd Culture Kids, Vinora menuangkan pengalamannya saat bersekolah di luar negeri yang membuatnya memiliki identitas personal dan budaya yang menurutnya muncul sebagai hasil adaptasi atas kondisi yang ia hadapi.

Toton dalam karyanya menggunakan cara pandang dari perilaku manusia sebagai makhluk budaya yang dari keberagamannya memunculkan berbagai lapisan karakter dan kepribadian yang bisa dikenakan atau ditanggalkan sesuai kebutuhan. Lapisan karakter ini dianalogikannya sebagai lapisan busana pada koleksi yang ia tampilkan.

Maha-Major Minor mengambil maestro seni lukis Raden Saleh sebagai rujukan untuk karya-karyanya. Garis lukis dan warna-warna karya Raden Saleh yang khas diterapkan di dalam koleksi Maha-Major Minor kali ini. Sementara Sapto Djokokartiko mengambil ikon musik yang baru tutup usia beberapa waktu lalu, David Bowie, sebagai inspirasi untuk koleksinya.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home