Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 07:43 WIB | Sabtu, 12 September 2020

India: Kasus Baru COVID-19 Mendekati 100.000 Sehari

Seorang petugas kesehatan mengumpulkan sampel usap dari seorang pria selama kampanye pemeriksaan pengujian antigen cepat di Mumbai, India. (Foto: dok. Reuters)

NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-India terus menjadi episentrum penularan virus corona (COVID-19), dengan kasus baru harian yang tercatat mendekati angka 100.000 dalam 24 jam.

Angka itu terjadi karena memerintahkan pengujian ulang pada banyak orang yang hasil pertamanya berasal dari tes antigen cepat yang kurang dapat diandalkan yang digunakan secara luas.

Menurut Kementerian Kesehatan, India mencatat lonjakan lain 96.551 kasus dalam 24 jam terakhir, sehingga total kasus menjadi lebih dari 4,56 juta orang.

Pada hari Jumat (11/9) juga dilaporkan 1.209 kematian dalam 24 jam terakhir, menjadikan total kematian menjadi 76.271 orang.

India menjadi negara dengan kasus tertinggi kedua setelah Amerika Serikat, di mana lebih dari 6,39 juta orang telah dipastikan terinfeksi.

Pengujian Ulang

Kementerian kesehatan India telah meminta negara bagian untuk mengizinkan pengujian sesuai permintaan tanpa resep dokter. Ia juga mengatakan beberapa tes antigen cepat negatif harus dilakukan kembali melalui metode RT-PCR yang lebih andal, standar emas tes virus corona yang mendeteksi kode genetik virus.

Perintah pengujian ulang diterapkan pada orang yang memiliki hasil negatif tetapi mengalami demam, batuk atau sesak napas, atau orang yang menunjukkan gejala COVID-19 dalam tiga hari setelah hasil tes negatif.

Perintah itu dimaksudkan untuk memastikan bahwa orang yang terinfeksi, tetapi tidak terdeteksi dan untuk membantu memeriksa penyebaran penyakit di antara kontak mereka.

Dengan menggunakan antigen cepat, atau protein virus, tes telah memungkinkan India untuk secara dramatis meningkatkan kapasitas pengujiannya menjadi lebih dari 1,1 juta sehari. Ini karena tes yang lebih cepat dan lebih murah kurang dapat diandalkan dan pengujian ulang sering direkomendasikan.

Perintah itu dilakukan karena 60 persen kasus India telah dilaporkan hanya di lima dari 28 negara bagian di negara itu. Namun, para ahli memperingatkan bahwa wabah India memasuki fase yang lebih berbahaya. karena virus menyebar ke kota-kota kecil dan desa-desa.

Ekonomi India menyusut sebesar 23,9 persen pada kuartal April-Juni menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan. Pemerintah India melanjutkan dengan melonggarkan pembatasan penguncian yang diberlakukan pada akhir Maret. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home