Loading...
HAM
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 06:59 WIB | Rabu, 26 November 2014

Indonesia-Australia Sepakat Akhiri Kekerasan pada Perempuan

Foto ini diambil pada 25 Desember 2013 yang menunjukkan beberaoa pengungsi Afghanistan sedang duduk di pinggir jalan kota Herat. Afghanistan tidak boleh mengorbankan hak-hak perempuan untuk mengamankan perdamaian dengan Taliban saat pasukan NATO di bawah pimpinan AS mundur, menurut kelompok bantuan Oxfam pada 24 November, yang mengungkapkan bahwa tidak satu pun perempuan yang diikutsertakan dalam pembicaraan dengan militan sejak 2005. (Foto: AFP)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Indonesian dan Australia sepakat dan berjanji untuk bermitra agar bisa mengakhiri kekerasan yang kerapkali menimpa kaum perempuan dari semua kalangan.

"Kami menyadari kekerasan merupakan masalah yang mempengaruhi perempuan dari semua usia di seluruh dunia maka Australia berkomitmen untuk mendukung dan bermitra dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia, untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty di Jakarta, Selasa (25/11).

Bertepatan dengan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan atau White Ribbon Day (Hari Pita Putih) yang jatuh setiap 25 November, tahun ini Pemerintah Indonesia dan Australia akan memfokuskan kampanyenya pada isu kekerasan seksual.

"Tahun ini, kampanye di Indonesia akan fokus pada isu kekerasan seksual dan sekitar 137 organisasi di 28 provinsi dan 73 kabupaten/kota di seluruh Indonesia akan mengampanyekan hal itu," ujar Moriarty.

Dalam kampanyenya, organisasi yang tersebar di seluruh Indonesia tersebut akan berupaya menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang kekerasan terhadap perempuan melalui diskusi terbuka, pemutaran film, kampanye cyber dan lomba media sosial.

Moriarty juga mengatakan pihaknya mendukung kampanye 16 Hari yang dilaksanakan Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan).

"Kami mendukung kampanye 16 Hari Menentang Kekerasan gender yang merupakan kampanye internasional untuk mendorong penghapusan kekerasan terhadap perempuan," ucap Moriarty.

Moriarty juga mengatakan kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan dan anak perempuan merupakan prioritas utama kebijakan bantuan Australia bagi Indonesia yang baru.

"Program bantuan Pemerintah Australia tahun ini difokuskan pada isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan serta disalurkan melalui program Maju Perempuan Indonesia untuk Pengentasan Kemiskinan (MAMPU) pada beberapa organisasi termasuk Komnas perempuan dengan tujuan untuk memajukan perempuan Indonesia demi pengentasan kemiskinan dan kesetaraan gender," kata Moriarty menambahkan.

Pada bulan Maret 2014, Komnas Perempuan Indonesia mencatat ada 279.760 laporan kekerasan terhadap perempuan, yang artinya setiap hari ada 35 perempuan di Indonesia yang mengalami kekerasan seksual.

Pemerintah Australia telah bekerjasama dengan Komnas Perempuan sejak 2006 sebagai upaya dalam membantu Komnas Perempuan memenuhi mandatnya untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan. 

Komnas Perempuan juga telah memberikan pelatihan bagi hakim, pengacara, jaksa dan polisi tentang bagaimana menangani kasus-kasus kekerasan dan lainnya yang menimpa perempuan.

Tahun ini Australia telah mulai mendukung 33 organisasi perempuan di Indonesia yang merupakan bagian dari forum pembelajaran Komisi.

Organisasi-organisasi ini direncanakan akan mendirikan pusat krisis dan membantu korban kekerasan yang terjadi dengan menekankan penanganan kasus dan rehabilitasi. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home