Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 07:11 WIB | Sabtu, 24 Oktober 2020

Inggris dan Jepang Sepakti Perjanjian Perdagangan Bebas

Menteri Perdagangan Internasional Inggris, Liz Truss, kiri, dan Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi, bertukar dokumen perjanjian kemitraan ekonomi antara Jepang dan Inggris di Iikura Annex Kementerian Luar Negeri di Tokyo, Jumat (23/10/2020). (Foto: AP)

TOKYO, SATUHARAPAN.COM-Jepang dan Inggris menandatangani perjanjian perdagangan bebas pada hari Jumat (23/10), kesepakatan besar pertama pasca Brexit, yang bertujuan mengurangi tarif barang-barang seperti daging domba Yorkshire yang dijual di Jepang serta suku cadang mobil untuk pabrik Nissan Jepang.

"Betapa cocok berada di Negeri Matahari Terbit untuk menyambut awal era baru perdagangan bebas," kata Menteri Perdagangan Internasional Inggris, Liz Truss, kepada wartawan pada upacara penandatanganan di Tokyo.

Tampil bersama Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi, Truss menyebut perjanjian itu sebagai "tengara" kesepakatan perdagangan besar pertama bagi Inggris karena sekali lagi menjadi negara dengan perdagangan independen.

Kesepakatan itu, yang diharapkan dapat meningkatkan perdagangan Inggris dengan Jepang sebesar 15 miliar pound setiap tahun, juga akan mempermudah perusahaan Inggris untuk beroperasi di Jepang.

Jasa keuangan adalah ekspor terbesar Inggris ke Jepang, sekarang sebesar 28%. Anggur bersoda Inggris, mantel dan sepatu buatan Inggris, keju Stilton, daging babi, domba, dan biskuit akan menjadi lebih murah di Jepang.

Motegi mengatakan kesepakatan bilateral memastikan kesinambungan dengan perjanjian Eropa sebelumnya dan menambah bidang baru untuk kerja sama seperti e-commerce dan layanan keuangan.

Manfaat dari Brexit

Pemerintah Inggris mengatakan kemampuan untuk mencapai perjanjian perdagangan bebas di seluruh dunia adalah salah satu manfaat utama Brexit. Tetapi kesepakatan baru itu sebagian besar mereplikasi perjanjian perdagangan yang dimiliki Inggris dengan Jepang sebagai bagian dari Uni Eropa.

Partai Buruh oposisi Inggris memperkirakan akan meningkatkan PDB Inggris sebesar 0,07%, jauh lebih kecil dari perkiraan penurunan perdagangan dengan blok beranggota 27 negara itu.

Inggris sedang berusaha untuk mendapatkan kesepakatan dengan negara lain, terutama Amerika Serikat, tetapi pembicaraan berjalan lambat.

Persetujuan parlemen diperlukan di kedua negara sebelum perjanjian berlaku mulai awal tahun depan. Itu diharapkan di Jepang minggu depan, karena partai yang berkuasa mengontrol kedua majelis parlemen.

Sementara Jepang sudah mengekspor sekitar US$ 14 miliar barang ke Inggris setiap tahun, kebanyakan adalah mobil, suku cadang mobil, dan mesin lainnya. Dan mengimpor hampir US$ 9,5 miliar dari Inggris, termasuk obat-obatan, produk medis dan mobil, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home