Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 22:06 WIB | Minggu, 16 April 2017

Inggris Khawatir, Tiongkok Minta Bantuan Rusia Atasi Korut

Anggota pawai propaganda Korea Utara tampil di alun-alun di Pyongyang, 12 April 2017. (Foto: AFP)

LONDON, SATUHARAPAN.COM – Inggris mengatakan mereka “khawatir” dengan laporan bahwa Korea Utara (Korut) melancarkan uji coba rudal pada hari Minggu (16/4), yang menurut Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) langsung meledak.

Kementerian Luar Negeri di London mengatakan mereka “khawatir dengan laporan adanya uji coba rudal oleh Korea Utara” dan “mengikuti perkembangan situasinya dengan saksama.”

Uji coba rudal yang gagal tersebut dilakukan pada hari setelah Pyongyang memamerkan gudang senjata balistik mereka di sebuah pawai militer besar-besaran.

Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, sebelumnya mendesak Korea Utara untuk mematuhi resolusi PBB dan menghentikan ambisi senjata nuklirnya.

“Kami sudah pernah menangani ini sebelumnya, tapi kami terus mengikuti perkembangan situasinya dengan saksama,” ujar Johnson dalam sebuah pernyataan.

“Kami bersama mitra internasional kami menegaskan bahwa Korea Utara harus mematuhi resolusi PBB yang dirancang untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut dan menghentikan ambisi senjata nuklir mereka.”

Mencegah Perang

Sementara itu Tiongkok ingin meminta bantuan Rusia untuk meredakan ketegangan atas ambisi nuklir Pyongyang, kata Menteri Luar Negeri Wang Yi kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, setelah Beijing memperingatkan kemungkinan akan ada konflik karena Korut.

Kekhawatiran soal program senjata berbahaya Korea Utara dalam beberapa hari terakhir meningkat, dengan angkatan laut AS dikerahkan di dekat semenanjung Korea, sementara Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa ancaman tersebut “akan ditangani” dan Pyongyang berjanji akan memberikan balasan “tanpa ampun” terhadap segala bentuk provokasi.

Tiongkok – satu-satunya sekutu utama dan penopang hidup Korea Utara – pada Jumat memperingatkan bahwa perang akibat Korea Utara bisa meletus “kapan saja.”

Dalam percakapan telepon dengan Lavrov pada Jumat, Wang mengatakan tujuan bersama kedua negara adalah “membawa kembali semua pihak ke meja negosiasi,” menurut sebuah pernyataan dari situs Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

“Tiongkok siap mengoordinasikan bersama Rusia guna membantu meredakan situasi di semenanjung itu secepat mungkin dan mengimbau semua pihak yang bersangkutan untuk melanjutkan dialog,” ujar Wang kepada Lavrov, merujuk pada perundingan enam pihak yang tertahan mengenai program nuklir Korea Utara. Perundingan tersebut mencakup Rusia, Tiongkok dan Amerika Serikat.

“Mencegah perang dan kekacauan di semenanjung adalah kepentingan bersama.” (AFP)

 

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home