Loading...
EKONOMI
Penulis: Kartika Virgianti 21:32 WIB | Rabu, 22 Oktober 2014

Investor Harap Pemerintah Tingkatkan Infrastruktur Intim

Vice Chairman sekaligus CEO Meliá Hotels International (pihak yang akan mengelola), Gabriel Escarrer Jaime (kelima dari kiri) saat acara penandatanganan kesepakatan bersama PT Berakit Resorts (pihak investor) dan Studio Goto (pihak arsitek), untuk Gran Meliá Bintan di Gran Meliá Hotel Jakarta. (Foto: Kartika Virgianti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Vice Chairman sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Meliá Hotels International, Gabriel Escarrer Jaume mengatakan tentang kemungkinan bisnisnya merambah wilayah timur Indonesia, apabila pemerintah meningkatkan infrastruktur yang ada di wilayah tersebut.

“Bisa saja, tetapi yang terpenting lokasi itu strategis, ada rekan yang bisa bekerjasama, serta yang paling diperlukan adalah infrastruktur yang memadai untuk proyek ini. Tanpa infrastruktur yang baik, sulit bagi keberlangsungan proyek ini. Sebuah hotel internasional tanpa bandara internasional adalah hal yang mustahil,” ungkap Escarrer dalam wawancara khusus bersama media di Gran Meliá Hotel Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (21/10).

Lebih lanjut ia mengatakan, strategi bisnisnya untuk berkembang adalah membuka hotel di kota-kota besar negara-negara di Asia Tenggara, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga ada di Kamboja, Myanmar, dengan menggunakan brand-brand Meliá Hotels International, antara lain Club Meliá, Gran Meliá Hotels and Resorts, Meliá Hotels and Resorts, Innside, ME, Sol Hotels and Resorts, dan Paradisus Resorts.

Beberapa produk dari brand tersebut di Indonesia di antaranya adalah Gran Meliá Hotel Jakarta yang berlokasi di Kuningan, Jakarta Selatan, Meliá Bali The Garden Villas, Sol Meliá Hotel di Surabaya.

Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Gabriel Escarrer menandatangani kesepakatan bersama PT Berakit Resorts untuk proyek Gran Meliá Hotel and Resorts Bintan. Di mana Meliá Hotels International bertindak sebagai pengelola, PT Berakit Resorts akan berinvestasi membangun, serta Studio Goto akan bertindak sebagai pihak arsitek yang mendesain hotel dan resor mewah yang ditargetkan akan rampung pada 2017 itu.

“Kami memilih Bintan untuk proyek kami karena kami memiliki rekan kerja sama yang baik, lokasinya bagus, dan infrastruktur akan siap sebelum hotel dibuka. Bintan adalah destinasi wisata terbaru, bagian dari usaha kami selama 16 tahun menjadi pionir resor di manapun, misalnya kami telah menjadi pionir resor di lingkaran negara-negara mediterania, Karibia, termasuk juga di Bali 13 tahun lalu yang mengawali terbukanya destinasi baru di sana,” klaim Escarrer.

“Kami merasa berterima kasih kepada koneksi kami yang telah memudahkan usaha kami seperti para pelaut, operator travel agency, dan warga sekitar, mereka menyambut baik terhadap gagasan destinasi baru itu. Bandara Internasional Bintan akan dibuka pada 2016, setahun sebelum hotel buka pada 2017. Ini adalah upaya untuk membuat Bintan menjadi destinasi wisata baru bagi Indonesia, Singapura, Malaysia dan negara di sekitarnya,” dia menambahkan.

Seperti diketahui, Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia, telah menandatangani kerja sama dengan Gallant Venture Ltd Singapura untuk membangun lahan seluas 177 hektar di Busung, Bintan, menjadi sebuah bandar udara (bandara) internasional. Di mana penandatanganan kerja samanya telah dilakukan sejak 11 Februari 2014 dalam event Singapore Airshow 2014.

Dengan adanya bandara tersebut, akan semakin mempermudah wisman maupun wisatawan lokal yang ingin mendatangi Bintan. Oleh karena itu, menurut Escarrer, prospek bisnis ini di Indonesia akan sangat menguntungkan baik bagi pengusaha maupun warga sekitar.

Harapan terhadap pemerintahan baru, seperti dikatakan Escarrer, supaya pemerintah mau lebih berinvestasi terhadap infrastruktur, terutama di Bintan yang nantinya akan memiliki bandara terbesar kedua setelah Jakarta.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home