Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 18:59 WIB | Rabu, 02 September 2015

Israel Tolak Pengibaran Bendera Palestina di PBB

Presiden Palestina Mahmud Abbas memimpin rapat komite eksekutif Palestine Liberation Organisation (PLO/Munazzamat at-Tahrir al-Filastiniyyah) di kota Ramallah, Tepi Barat pada 1 September 2015. Abbas pekan lalu mengundurkan diri sebagai ketua komite eksekutif PLO sebagai upaya untuk mendesak pemilu baru untuk badan tertinggi tersebut. (Foto: AFP)

PBB, SATUHARAPAN.COM -  Israel, hari Selasa (1/9) mengungkapkan penentangan keras terhadap rancangan resolusi yang akan memungkinkan bendera Palestina untuk dikibarkan di PBB menjelang pertemuan tahunan pemimpin dunia pada akhir bulan ini.

Duta Besar Israel Ron Prosor memohon Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Sam Kutesa, presiden Majelis Umum, untuk menghalangi langkah tersebut, karena akan menyalahi praktik PBB yang biasanya hanya mengibarkan bendera negara-negara anggota.

Prosor mengatakan dalam sebuah surat kepada pemimpin PBB bahwa langkah Palestina adalah langkah untuk “membuat poin-poin yang tidak berarti di PBB.”

Sebuah rancangan resolusi pada pekan lalu diajukan ke Majelis Umum. Rancangan tersebut meminta agar bendera Palestina dan Vatikan dikibarkan bersama dengan bendera dari 193 negara anggota.

Baik Vatikan dan Palestina memiliki status pengamat non-anggota di PBB.

Rancangan resolusi tersebut, yang disponsori oleh 21 negara seperti Aljazar, Arab Saudi, Mesir dan Yordania, diperkirakan akan diputuskan dalam sebuah pemungutan suara sebelum 14 September.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan keputuskan diserahkan kepada Majelis Umum apakah bendera Palestina dan Vatikan akan dikibarkan di markas PBB di New York atau tidak.

Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa mengatakan bahwa dia bersedia untuk terlibat dalam perundingan perdamaian segera dan langsung dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas, tanpa prasyarat.

“Sekarang saya siap untuk berkunjung ke Ramallah atau tempat lainnya untuk bertemu dan menggelar negosiasi langsung,” ujar Netanyahu kepada anggota Women Wage Peace, yang didirikan setelah perang musim panas lalu antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

“Saya tidak membuat prasyarat untuk menggelar negosiasi,” katanya dalam pernyataan yang disampaikan oleh kantornya.

“Solusi ini untuk dua negara untuk dua bangsa - sebuah negara Palestina tanpa militer yang mengakui negara nasional orang Yahudi.”

“Jika Anda berniat untuk bertemu dengan Abu Mazen, beri tahu dia bahwa saya siap untuk menemuinya jika dia bersedia,” ujar Netanyahu, menggunakan nama panggilan Abbas.

Perundingan perdamaian yang didukung PBB antara Palestina dan Israel runtuh pada April 2014 setelah sembilan bulan pertemuan sia-sia di tengah aksi saling tuduh. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home