Loading...
INDONESIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 05:06 WIB | Senin, 20 Januari 2014

Istana Tepis Buku SBY Bentuk Kesombongan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono berfoto bersama para penerima buku pada peluncuran buku Selalu Ada Pilihan di Gedung JCC, Senayan, Jumat (17/1) malam. (Foto: dari demokrat.or.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa menepis anggapan bahwa buku berjudul "Selalu Ada Pilihan" yang ditulis Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan bentuk kesombongan.

"Buku itu ditulis dengan niat baik dan sikap rendah hati. Tidak ada kesombongan sebagaimana disangkakan," katanya di konferensi pers, Minggu (19/1).

Daniel menambahkan, peluncuran buku tersebut juga jauh dari kehendak untuk mendapatkan manfaat politik dari yang ditulis dalam setiap halamannya. (Ant)

"Tidak ada yang hendak dimenangkan atau dikalahkan. Buku ini disusun oleh seseorang yang mencintai buku dan menghormati pengetahuan, lebih dari segalanya," katanya.

Isinya pun, menurut dia, tidak dimaksudkan menjadi "menara gading", berdiri di atas semua kebenaran yang mungkin dimiliki oleh orang lain. Buku ini menawarkan penglihatan seorang SBY terhadap hidup yang ia jalani. 

"Isinya, menyanding, kadang membanding, bukan menanding," katanya. 

Ia menambahkan, mereka yang membacanya tetap boleh membawa penafsiran mereka masing-masing.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat (17/1) meluncurkan buku berjudul `Selalu Ada Pilihan` setebal 824 halaman di Jakarta Convention Centre.

Buku tersebut diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas, terbagi atas empat bagian dan setiap bagian terdiri atas beberapa artikel.

Buku ini, menurut Presiden, berbagi cerita mengenai pengalamannya dan pandangannya serta berbagai latar belakang kebijakan yang ia putuskan selama hampir sepuluh tahun menjabat.

Buku tersebut rencananya untuk diluncurkan pada Desember. Namun ditunda karena saat itu pemerintah sedang sibuk mengelola gejolak ekonomi dan mempersiapan peluncuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Pengamat Politik Boni Hargens menilai buku tersebut sebagai bentuk arogansi Presiden SBY. 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home